EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,218.46/oz   |   Silver 24.97/oz   |   Wall Street 39,830.53   |   Nasdaq 16,393.77   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 10 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

Belanja Rumah Tangga Jepang Mengecewakan, USD/JPY Stabil

Penulis

Household Spending Jepang merosot dalam basis bulanan, karena s ektor konsumsi mulai terkena dampak inflasi global dan trend upah rill yang stagnan.

Seputarforex - Pada hari Selasa (05/April), kantor Kabinet Jepang merilis data Household Spending yang hanya mencapai 1.1 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Februari. Angka ini di bawah ekspektasi kenaikan 2.7 persen dan merosot cukup drastis dari kenaikan 6.9 persen pada bulan Januari.

Household Spending Jepang Dibawah

Sektor belanja rumah tangga Jepang sejauh ini masih rapuh, tercermin pula dari data Household Spending bulanan (Month-over-Month) yang turun 2.8 persen, lebih buruk ketimbang forecast penurunan 1.5 persen dan melanjutkan trend buruk bulan sebelumnya yang mengalami pelemahan 1.2 persen.

Sentimen konsumen yang masih rapuh, lambannya pertumbuhan upah, dan tekanan inflasi global menjadi faktor utama yang membebani daya beli konsumen Jepang saat ini. Selain itu, pembatasan yang kembali diterapkan pemerintah kian menekan aktivitas ekonomi sehingga berdampak pada trend belanja.

"Harga akan melampaui kenaikan upah mulai sekarang, sehingga kami memperkirakan konsumsi ke depannya akan berada dalam trend lamban. Sementara itu, pengeluaran untuk layanan diperkirakan meningkat mulai April dan seterusnya. Hanya saja, kemungkinan besar harga yang lebih tinggi akan membebani sektor konsumsi lainnya," ungkap Takeshi Minami, kepala ekonom Norinchukin Research Institute.

Sebagai informasi, upah riil yang baru dirilis siang ini menunjukkan peningkatan 1.2 persen secara tahunan. Kendati demikian, perolehan tersebut relatif stagnan jika disesuaikan dengan inflasi. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi pembuat kebijakan BoJ yang selama ini hanya berkutat pada inflasi. Upah stagnan di tengah kenaikan inflasi secara global diperkirakan akan mengancam pertumbuhan ekonomi Jepang.

 

USD/JPY Bergerak Konsolidatif

Secara garis besar, rilis data pengeluaran rumah tangga Jepang siang ini tidak berdampak besar bagi pergerakan mata uang Yen melawan Dolar AS. Pair USD/JPY saat ini berada pada kisaran 122.50 atau melemah 0.22 persen secara harian. Secara teknikal, Yen masih terkonsolidasi setelah menyentuh rekor terlemah sejak 2015.

USDJPY stabil

297571
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.