EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 13 detik lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 52 detik lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 2 menit lalu, #Saham AS

CoinBene Tak Mengaku Diretas Meski Sudah Kehilangan Ratusan Juta USD

Penulis

Meski telah terjadi pengiriman kripto besar-besaran yang mencurigakan di platformnya, CoinBene tak mengkonfirmasi kecurigaan pengguna jika sistemnya telah diretas.

Uang kripto senilai lebih dari 100 juta USD telah dicuri dari sistem CoinBene. Namun, bursa kripto tersebut menampik jika sistemnya telah diretas oleh penjahat cyber. CoinBene justru mengklaim sedang melakukan maintenance untuk menjelaskan aktivitas mencurigakan yang berlangsung di platformnya.

Kasus Coinbene

 

Kronologi Hilangnya Kripto Senilai Ratusan Juta USD

Pada hari Senin, 25 Maret 2019, ada transaksi keluar besar-besaran dari Hot Wallet CoinBene yang baru dibuat pada hari itu. Transaksi ini dilaporkan melibatkan setiap token ERC-20 tunggal (berjumlah 109) yang dipegang oleh perusahaan. Token itu termasuk Huobipool (HPT), Pundi X (NPSX), Maximine (MXM), dan Udoo (UDOO), dan disinyalir bernilai sekitar 102 juta USD.

Karena Hot Wallet pelaku baru dibuat pada hari yang sama dengan terjadinya transaksi masif, wajar jika banyak yang mencurigai itu adalah Hot Wallet buatan peretas. Ditambah lagi, berbagai token yang ditransaksikan kemudian dikirim ke sekitar 12 alamat terpisah. Keduabelas alamat tersebut juga baru dibuat pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya pengiriman transaksi besar-besaran.

Hari berikutnya (26 Maret 2019), CoinBene menyatakan bahwa platform perdagangan mereka sedang dalam maintenance. Namun, beberapa laporan pengguna bursa tersebut justru mencurigai terjadinya insiden peretasan. Mereka mengeluhkan masalah penundaan deposit, yang seringkali menjadi ciri bahwa bursa kripto telah menjadi korban kejahatan cyber.

Insiden ini sudah banyak dibahas di platform media sosial seperti Twitter dan Telegram sebagai aksi peretasan. Namun, belum adanya pernyataan resmi dari pihak CoinBene menjadikan spekulasi ini tak terangkat di situs-situs berita kripto ternama.

CoinBene malah menampik tuduhan peretasan dan mengatakan bahwa dana klien tetap aman. Mereka juga mengklaim akan mengumumkan penyelesaian maintenance di kemudian hari. Namun hingga satu bulan setelah masalah pertama terjadi, CoinBene tak memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai aktivitas mencurigakan yang menghilangkan kripto senilai ratusan juta Dolar.

 

Ulah CoinBene Sendiri?

Hal ini pun menimbulkan spekulasi tak sedap di kalangan pelaku pasar kripto. Sikap CoinBene yang masih bersikeras menyangkal tuduhan peretasan padahal tak ada klarifikasi apapun sampai sebulan setelahnya, membuat banyak pihak berasumsi jika insiden ini merupakan manipulasi yang dilakukan CoinBene sendiri.

"Setelah meninggalkan CoinBene, token dengan cepat dipindahkan ke Etherdelta untuk ditukarkan menjadi Ethereum (ETH). Sejumlah besar dana juga dipindahkan ke bursa terdesentralisasi termasuk Binance, Huobi, dan Bittrex," tutur perwakilan analis dari firma Blockchain Elementus yang meninjau kasus ini.

Lebih dari itu, sebuah laporan oleh Bitwise Asset Management juga telah mengidentifikasi CoinBene sebagai salah satu platform kripto yang dicurigai terlibat dalam pencucian uang.

288246
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.