EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 3 jam lalu, #Saham AS

Dolar Ambrol Ke Bawah 95.00 Pasca Rilis Data Inflasi AS

Penulis

Rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) merosot hingga tembus ambang kunci 95.00 dalam perdagangan sesi New York kemarin. Saat berita ditulis pada akhir sesi Asia (13/Januari), DXY masih melanjutkan penurunannya ke kisaran 94.90-an. Pasalnya, rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

DXY Daily

US Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa inflasi AS bertumbuh dengan laju 0.5 persen (month-over-month) pada bulan Desember 2021. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 0.4 persen, tetapi lebih lemah dibandingkan pertumbuhan 0.8 persen pada November. Sedangkan laju inflasi tahunan menanjak dari 6.8 persen menjadi 7.0 persen, persis dengan estimasi konsensus.

Pertumbuhan inflasi AS secara year-on-year menorehkan lonjakan paling tinggi sejak Juni 1982. Akan tetapi, pelaku pasar menilai data-data ini takkan membuat The Fed menjadi semakin hawkish. Alhasil, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali tahun ini pun surut kembali menjadi tiga kali saja.

Rival-rival dolar AS berpesta pora menyambut stabilisasi ekspektasi "Fed rate hike" ini dengan mencetak kenaikan antara 0.5 persen hingga 1 persen dalam satu sesi. Euro, pound sterling, dolar Aussie, dolar Kanada, dan dolar Kiwi saat ini masih menduduki posisi terkuat masing-masing sejak Oktober-November lalu. Namun, analis mengingatkan bahwa rangkaian berita terbaru -data inflasi AS dan testimoni Ketua The Fed- tidak mengubah arah kebijakan The Fed menjadi dovish.

"Saya tidak berpikir ada apa pun dalam komponen IHK (Indeks Harga Konsumen) yang menyebabkan pasar untuk menarik napas lega," papar Jan Nevruzi, pakar strategi NatWest Markets, "Akankah angka 6.7 persen atau 7.3 persen mengubah arah The Fed dalam beberapa bulan mendatang atau tahun ini? Saya rasa tidak."

"USD terpukul kemarin, tetapi jangan tertipu dengan berpikir bahwa itu ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Powell. Dalam jangka menengah, masih ada alasan kuat untuk memasang posisi long pada USD," kata Bipan Rai dari CIBC Capital Markets, "Dalam jangka pendek, kami mengakui bahwa perhitungan ulang (kekuatan) hawkish-nya The Fed akan membutuhkan jeda dan posisi long USD menghadapi hambatan yang signifikan. Dibutuhkan kesabaran di sini."

Download Seputarforex App

297127
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.