EUR/USD 1.062   |   USD/JPY 154.290   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,343.27/oz   |   Silver 28.86/oz   |   Wall Street 37,735.11   |   Nasdaq 15,885.02   |   IDX 7,143.02   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 53 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 53 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 54 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 55 menit lalu, #Saham AS

Dolar AS Bullish, Pasar Nantikan Kebijakan Biden Soal Kurs

Penulis

Reversal Dolar AS di awal tahun ini menjadi sorotan. Pemerintahan Biden diekspektasikan akan membiarkan apresiasi Dolar AS.

Seputarforex - Dolar AS menguat lagi di sesi perdagangan hari Senin (18/Januari), walaupun pasar AS sedang libur nasional. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 90.75 setelah melonjak ke level tinggi empat minggu.

dxy

Pasar akan mengawasi event-event penting berdampak tinggi pekan ini, termasuk situasi politik Amerika Serikat. Presiden terpilih Joe Biden akan dilantik pada hari Rabu mendatang, sehingga pasar akan mengawasi kebijakan pemerintahan AS yang baru, khususnya mengenai kurs mata uang.

Presiden AS Donald Trump yang sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya, kerap mengkritik secara terbuka penguatan Dolar AS selama bertahun-tahun. Pasar pun menaruh harapan pada Janet Yellen selaku kandidat terkuat Menkeu AS di era Biden, untuk memberikan penjelasan mengenai Dolar AS dalam testimoni di Capitol Hill pekan ini.

Menurut Wall Street Journal, mantan Ketua The Fed tersebut diperkirakan akan menegaskan bahwa AS saat ini sedang tidak membutuhkan depresiasi Dolar. Terlebih lagi, rencana paket stimulus Biden senilai $1.9 triliun telah mendorong naik yield obligasi pemerintah AS. Hal itu mendorong nilai tukar Dolar yang cenderung lemah di tahun 2020 untuk berbalik menguat di awal tahun 2021.

"Saya memperkirakan perbedaan dalam stimulus fiskal akan menjadi kekuatan pendorong yang berdampak pada kinerja mata uang tahun ini, karena terkait langsung dengan alur pemulihan ekonomi," kata Wouter Sturkenboom dari Northern Trust Asset Management.

Setelah dilanda sell-off tahun lalu, awal tahun ini Dolar AS memang mengalami reversal. Kenaikannya sudah mencapai 2 persen, terdorong oleh lonjakan yield obligasi US Treasury. Meskipun begitu, para analis masih mengkhawatirkan jika pergerakan bullish mata uang AS tersebut hanya berlangsung dalam jangka pendek.

"Sejarah menunjukkan pola musiman kuat yang merujuk pada potensi penguatan jangka pendek. Akan tetapi, bias musiman tersebut terbukti kurang kuat tahun ini, mengingat latar belakang makro tetap konsisten dengan optimisme dan dukungan yang berkelanjutan untuk aset-aset berisiko." ungkap analis MUFG dalam catatannya.

Download Seputarforex App

294988
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.