Dolar AS sedikit tergelincir terhadap Yen dan Euro di Selasa (08/12) sore ini, namun masih cukup kuat menghadapi menguatnya mata uang-mata uang komoditas seiring dengan dilaporkannya data perdagangan China pagi hari tadi. USD/JPY menurun 0.27 persen ke posisi 123.04 setelah laporan data-data ekonomi Jepang yang cenderung menguat di sesi Asia pagi tadi. Sedangkan, EUR/USD meningkat 0.34 persen ke angka 1.0870, masih dibawah level tinggi yang tercapai hari Kamis di angka 1.0980.
Perdagangan China Dan Harga Minyak
Mata uang-mata uang komoditas terpantau defensif setelah dirilisnya data perdagangan China. Ekspor China tercatat jeblok untuk lima bulan berturut-turut, sehingga menambah ketakutan akan perlambatan ekonomi di negara terkuat kedua di dunia tersebut. Ekspor jeblok 6.8 persen dalam basis tahunan di bulan November akibat terbebani oleh lemahnya permintaan global, sedangkan sektor impor China menurun 8.7 persen.
Greenback menguat 0.1 persen menghadapi Dolar Kanada di posisi 1.3154, diperdagangkan di dekat level tinggi 11 tahun yang tercapai di hari Senin kemarin pada posisi 1.3524. Level ini merupakan level USD/CAD yang terkuat sejak pertengahan tahun 2004.
Ketidaksediaan OPEC untuk menyetujui pembatasan produksi minyak pada akhir pekan lalu memunculkan penafsiran bahwa volume suplai yang ada akan terus menekan harga minyak turun. Keputusan OPEC itu juga memberi lampu hijau bagi para investor untuk menjual crude serta mata uang negara eksporter minyak seperti Kanada.
AUD/USD Dan NZD/USD
Selain itu, mata uang Australia, yang juga merupakan mata uang komoditas, tercatat jatuh 0.58 persen ke angka 0.7224 terhadap Dolar AS. Pagi tadi, National Australia Bank (NAB) mengumumkan hasil surveinya mengenai kepercayaan bisnis bulanan Australia dengan hasil naik dari angka 3 ke 5 pada bulan ini.
Selain itu, tidak ada kelompok industri yang melaporkan penurunan pada bulan ini, walaupun sektor pertambangan masih dalam kategori yang negatif. Sementara itu, NZD/USD diperdagangkan pada posisi 0.6643 setelah tumbang hingga 1.43 persen di sesi perdagangan sebelumnya.