Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) jatuh empat hari beruntun hingga mencapai 94.62 pada pertengahan sesi Eropa (14/Januari). Pelaku pasar awalnya mensinyalir depresiasi dolar berhubungan dengan sikap hawkish Federal Reserve AS yang sudah sepenuhnya diperhitungkan dalam kurs greenback. Namun, sejumlah analis menilai rencana Quantitative Tightening (QT) The Fed kemungkinan juga berkontribusi di balik pelemahan kurs dolar AS pekan ini.
Grafik DXY Daily via TradingView
Wacana Quantitative Tightening mengemuka dalam notulen rapat FOMC Desember 2021. Kebijakan QT berlawanan dengan Quantitative Easing (QE). Pelaksanaan QE berarti bank sentral melaksanakan pembelian obligasi dan surat berharga lain untuk meningkatkan jumlah uang beredar, biasanya untuk menggenjot laju inflasi dan menggairahkan perekonomian. Sedangkan QT berarti bank sentral menghentikan reinvestasi dari surat-surat berharga yang sudah jatuh tempo, atau bahkan mulai melaksanakan penjualan obligasi ("merampingkan neraca bank sentral").
QT merupakan kebijakan yang sesuai untuk "mendinginkan" pertumbuhan inflasi yang terlalu pesat. Dalam hal ini, QT termasuk bagian dari pengetatan kebijakan moneter bank sentral dan tujuan akhirnya hampir sama dengan kenaikan suku bunga.
Bagi Federal Reserve, desakan untuk menaikkan suku bunga kemungkinan bakal berkurang jika QT telah diberlakukan. Padahal, pelaku pasar sudah terobsesi dengan potensi "Fed rate hike" yang ambisius. Sejumlah analis menilai kesenjangan itu kemungkinan turut mendasari aksi jual dolar belakangan ini.
"Dengan kebijakan moneter yang lebih ketat sudah di ambang mata, perhatian pasar telah beralih ke kemungkinan pengurangan aset kelolaan The Fed yang saat ini mencapai total USD9 triliun, atau naik dari USD4.2 triliun sebelum pandemi COVID-19," kata Jay H. Bryson, Kepala Ekonom di Wells Fargo Securities.
"Asumsi dasar kami adalah Federal Reserve akan mengumumkan perampingan neraca pada rapat FOMC September 2022, dengan perampingan aktual dimulai satu bulan kemudian pada Oktober."
Quantitative Tightening belum tentu berdampak bearish bagi kurs dolar AS. Sebagai salah satu bentuk pengetatan moneter, QT justru semestinya berdampak bullish. Namun, ketidakpastian saat ini memunculkan kekhawatiran kalau-kalau QT dapat membatasi potensi kenaikan suku bunga The Fed tahun 2023. Spekulasi mungkin akan terus berkembang selama belum ada pernyataan langsung dari para pejabat The Fed tentang apakah QT akan memengaruhi trayek kenaikan suku bunga mendatang.