EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

FOMC: The Fed Lanjutkan Kebijakan Akomodatif

Penulis

The Fed mempertahankan suku bunga dan masih pesimis akan outlook ekonomi AS ke depan. Oleh karena itu, kebijakan akomodatif akan terus dijalankan.

Seputarforex - Hasil rapat FOMC memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level nol. Pada hari Kamis (30/Juli) dini hari, komite pembuat kebijakan bank sentral AS tersebut berkomitmen untuk terus menopang perekonomian di tengah pandemi virus Corona yang mengakibatkan berbagai kerugian.

"Alur perekonomian akan sangat bergantung secara signifikan pada (perkembangan isu) virus," demikian yang tertulis dalam statement pasca rapat.

"Krisis kesehatan masyarakat akan sangat membebani aktivitas ekonomi, ketenagakerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat; serta menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap outlook ekonomi dalam jangka menengah."

The Fed mengatakan akan terus menjaga suku bunga di kisaran nol sampai mereka benar-benar yakin bahwa ekonomi sudah berhasil melalui tantangan-tantangan saat ini, dan kembali berada dalam jalurnya untuk mencapai ketenagakerjaan yang maksimal serta tujuan stabilitas inflasi.

Sementara itu, dalam konferensi pers pasca pertemuan FOMC, Ketua The Fed Jerome Powell menyoroti bahwa laju pemulihan ekonomi tampak melambat sejak infeksi virus Corona kembali melonjak pada bulan Juni.

powel

"Indikator-indikator pasar tenaga kerja yang terbaru menunjukkan lambatnya pertumbuhan, khususnya di kalangan usaha kecil," kata Powell, "Selain itu, survei konsumen juga menunjukkan bahwa mereka mungkin akan melemah kembali."

Powell memprediksi jika sektor tertentu di ketenagakerjaan akan terpukul hebat dalam beberapa waktu ke depan, bahkan ketika aktivitas perekonomian telah dibuka kembali dalam skala yang lebih luas. Sektor yang paling menderita adalah yang melibatkan banyak orang berkumpul dalam jarak dekat, seperti restoran, bar, hotel, dan sejenisnya.

"Tak akan ada cukup lapangan kerja bagi mereka," kata Powell, "Akan dibutuhkan dukungan dari kedua pihak, yakni kami (bank sentral) dan lebih banyak kebijakan fiskal."

 

Dolar AS Semakin Lemah

Menyusul rilis kebijakan moneter The Fed, Dolar AS semakin melemah dari posisinya sebelum pengumuman. Indeks Dolar AS (DXY) turun setengah persen ke 93.26, level terendah sejak pertengahan tahun 2018. Menurut Kathy Lien dari BK Asset Management, pengumuman kebijakan The Fed diasumsi dovish oleh pasar. Kondisi semacam ini akan memberikan tekanan turun lebih lanjut bagi Dolar AS.

dxy

Download Seputarforex App

293325
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.