Seputarforex - Harga emas sudah naik 34 persen di sepanjang tahun ini, dan menjadi aset berperforma paling ciamik dibanding aset safe haven lainnya. Para investor memborong emas dalam jumlah besar sebagai pelindung nilai investasi di tengah pandemi virus Corona.
Pada sesi perdagangan Rabu (05/Agustus) malam, harga emas futures di Comes New York naik 1.4 persen ke $2,048.30. Sementara itu, harga emas spot naik sekitar 3 persen hingga sempat menyentuh level tinggi $2,055 di sesi perdagangan sebelumnya. Namun saat berita ini ditulis, kenaikan emas spot mulai kalem dan diperdagangkan di $2,037.1.
Lonjakan harga emas juga tampak dalam grafik XAU/USD di bawah ini. Kenaikan harga emas mencapai 0.9 persen dan diperdagangkan di 2,036.32, melanjutkan kenaikan 2.1 persen dari hari sebelumnya.
Emas Berjaya Karena Dolar AS Terus Terpuruk
Dolar AS semakin tak menarik di mata para investor. Mereka khawatir jika stimulus ekonomi yang sedang digencarkan oleh bank-bank sentral dan pemerintah saat ini, akan memicu inflasi sehingga mendevaluasi aset lain. Di samping itu, imbal hasil obligasi AS sudah turun drastis. Artinya, emas sebagai aset non-yielding dipandang lebih menguntungkan.
"Kita sedang menyaksikan Dolar AS yang terus terpuruk. Yield curve AS terus merosot dan meningkatkan kenaikan ekspektasi inflasi," kata Bart Melek, analis dari TD Securities. "Hal ini menunjukkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan, opportunity cost atas kepemilikan emas akan terus berkurang."
Para analis memprediksi bahwa harga emas masih punya potensi naik dalam beberapa pekan ke depan. Margaret Yang, analis yang diwawancarai oleh BBC mengatakan bahwa prospek emas dan logam mulia lainnya masih bullish dalam jangka menengah. Latar pendukung paling utama adalah suku bunga rendah dan stimulus moneter.
Peter McGuire dari XM memperkirakan harga emas naik ke $2,200 di akhir tahun, sementara Goldman Sachs menarget harga emas akan mencapai $2,300.
