Seputarforex - Harga emas melemah seiring dengan kenaikan Yield US Treasury. Namun, prospek tambahan stimulus di bawah kuasa Partai Demokrat diekspektasikan akan mempertahankan harga emas di level tinggi dalam jangka panjang.
Harga emas spot turun 0.4 persen ke $1910.71 per ounce pada pukul 17:33 GMT. Akan tetapi, harga emas futures di Comex New York justru naik 0.2 persen ke $1911.40. Saat berita ini ditulis pada hari Kamis (07/Januari) malam, XAU/USD turun 0.4 persen ke $1910.
Secara umum, harga emas sudah terkoreksi 2.5 persen dari puncak yang tercapai pada 9 November. Hal ini seiring dengan kenaikan Yield Obligasi US Treasury bertenor 10-tahun, yang mencapai 1 persen untuk pertama kalinya sejak Maret tahun lalu.
"Kenaikan Yield Obligasi menarik sebagian pelarian safety money untuk keluar dari pasar emas," kata Bob Haberkorn, analis dari RJO Futures.
Namun, Haberkorn menambahkan bahwa meskipun penguatan Dolar AS membebani harga emas, tetapi durasinya tak akan lama. Pasalnya, ekspektasi tambahan stimulus ekonomi AS akan membuat minat beli investor pada emas tetap tinggi.
Kemenangan Demokrat dalam pemilu Senat Georgia memantik ekspektasi inflasi, karena partai tersebut cenderung mendukung tambahan stimulus fiskal dalam jumlah besar. Selain itu, hari ini Kongres juga mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS terpilih menggantikan Donald Trump.
"Kemenangan ganda partai Demokrat di Georgia menaikkan ekspektasi tambahan stimulus yang lebih besar dan anggaran infrastruktur yang lebih banyak," kata Suki Cooper, analis dari Standard Chartered. Oleh karena itu, dalam jangka panjang hal itu akan mendukung harga emas.
Menurut Cooper, dari segi teknikal harga emas saat ini sudah tak lagi menduduki area overbought. Level $1,965 akan menjadi level resisten kunci dan level support jangka pendek berada di $1,894.
