Seputarforex - Pada hari Selasa (20/Juli), Biro Statistik Jepang merilis data Inflasi Inti yang naik dari 0.1 persen menjadi 0.2 persen secara tahunan (Year-over-Year) di bulan Juni. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Maret tahun lalu. Harga komoditas energi yang meningkat cukup signifikan menjadi katalis utama pertumbuhan inflasi Jepang kali ini. Harga energi secara keseluruhan meningkat 4.6 persen, sebagian besar ditopang oleh harga bensin yang melonjak hingga 17.9 persen.
Sementara itu, Inflasi yang memasukkan komoditas minyak namun tidak termasuk makanan segar tercatat naik 0.2 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar dan lebih baik dari kenaikan bulan sebelumnya di 0.1 persen. Apabila tidak memasukkan energi dan makanan segar, Inflasi Jepang masih minus 0.2 persen.
"Harga energi mendorong kenaikan inflasi yang kemungkinan besar tidak memiliki pijakan kuat karena kenaikan harga barang lebih disebabkan oleh peningkatan harga komoditas energi yang bersifat musiman," kata Yasunari Ueno, kepala ekonom market di Mizuho Securities.
Secara garis besar, porsi kenaikan harga energi dipandang tidak banyak berkontribusi pada perekonomian Jepang yang saat ini menghadapi penurunan konsumsi. Pasalnya, lonjakan harga komoditas hanya berdampak pada kenaikan harga produsen; perusahaan-perusahaan pada dasarnya tetap berhati-hati dalam menaikkan harga di tingkat konsumen yang selama ini memang sangat sensitif terhadap kenaikan harga.
Bank sentral Jepang (BoJ) pun diyakini tetap mempertahankan program stimulus besar-besaran untuk saat ini. Apalagi, tingkat inflasi Jepang masih jauh di bawah target 2 persen dan tertinggal jauh dari negara maju lainnya. Dengan diberlakukannya pembatasan hingga 22 Agustus mendatang, outlook ekonomi ke depan juga terlihat kurang menjanjikan. Tak heran jika BoJ kemudian memutuskan untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 4.0 persen menjadi 3.8 persen untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2022.
USD/JPY Naik Terbatas
Kenaikan Inflasi Inti Jepang pagi ini tidak berdampak signifikan bagi pergerakan Yen versus Dolar AS. Pair USD/JPY kini berada di kisaran 109.56 atau menguat 0.12 persen secara harian. Kekhawatiran pelaku pasar terhadap lonjakan virus Corona Delta diperkirakan masih akan mendukung posisi Yen sebagai safe haven.