EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,083.24   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 16 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 17 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

Kasus Corona Delta Kian Meluas, Harga Minyak Tertekan

Penulis

Harga minyak melemah di awal pekan karena kekhawatiran terhadap kenaikan kasus Corona Delta di China dan sejumlah negara Asia. Hal ini berpotensi menekan permintaan minyak global.

Seputarforex - Harga minyak dunia melemah cukup signifikan pada perdagangan awal pekan (09/Agustus). Harga minyak Brent saat ini berada di kisaran $69.29 per barel atau melemah 1.39 persen dari level Open harian. Sementara itu, minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $66.98 per barel atau melemah 1.21 persen dari harga pembukaan harian.

Harga minyak turun di awal pekan

"Penurunan harga minyak yang cukup tajam baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap potensi tergerusnya permintaan minyak, mengingat langkah pembatasan yang diterapkan di banyak negara Asia karena kian meluasnya kasus virus Corona Delta," kata analis RBC Gordon Ramsay dalam sebuah catatan.

Senada, analis ANZ menyoroti kenaikan tajam kasus Corona Delta di China dalam beberapa hari terakhir sebagai faktor utama yang mengaburkan prospek permintaan minyak. Dalam laporan terbaru, pemerintah China telah mengambil langkah pembatasan penerbangan, menyerukan travel warning di 46 kota besar China, termasuk permbatasan transportasi umum darat di 144 kawasan yang terkena dampak paling parah.

Sejumlah negara Asia lain seperti Thailand dan Malaysia dilaporkan mengalami rekor kenaikan infeksi virus harian sebanyak lebih dari 20,000 kasus. Kondisi ini tak pelak memantik kekhawatiran bahwa virus akan menyebar kembali ke negara Asia Selatan yang menjadi kawasan konsentrasi penduduk terpadat selain Asia Timur.

Tidak hanya itu saja, kasus virus Corona Delta juga dilaporkan muncul di AS. Meski dalam angka kecil, tidak tertutup kemungkinan jika jumlah kasus akan terus meningkat. Hal ini sehubungan dengan survei yang menunjukkan bahwa sekitar 74 persen penduduk AS tetap terkena virus Corona varian Delta meski sudah dua kali vaksin.

Penurunan harga minyak hari ini juga tidak terlepas dari kenaikan Dolar AS ke level tertinggi empat bulan karena didukung data NFP yang lebih kuat dari ekspektasi. Apiknya data lapangan kerja AS itu menghidupkan kembali ekspektasi bahwa The Fed dapat bergerak lebih cepat untuk memperketat kebijakan moneter. Dolar yang menguat membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan terhadap minyak pun cenderung menurun.

Download Seputarforex App

296181
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.