Seputarforex - Meski menguat tipis di sesi Jumat (19/Maret) malam ini, volume perdagangan emas terbilang rendah sehingga pergerakan harganya berkonsolidasi dalam range sempit. Rebound Yield US Treasury dan penguatan Dolar AS membuat minat beli emas cenderung sepi. Grafik XAU/USD berikut ini menunjukkan kenaikan harga seperempat persen ke $1740.06, tidak jauh dari kisaran harga yang terbentuk dalam tiga hari terakhir.
Harga emas spot tergelincir 0.1 persen ke $1734.97 per ounce pada pukul 15:36 GMT, sedangkan harga emas futures di Comex New York naik 0.1 persen ke $1734.90.
"Kenaikan Yield Obligasi, bersama dengan naiknya Dolar AS dari level-level rendah belakangan ini, memberikan efek yang negatif bagi harga emas," kata David Meger, analis dari High Ridge Futures. "Di sisi lain, prospek pertumbuhan yang diekspektasikan (naik) dengan keberlanjutan suku bunga yang relatif rendah dikhawatirkan dapat memicu inflasi. Hal ini akan mendukung harga emas."
Emas sering dipergunakan sebagai aset anti inflasi. Akan tetapi, perhatian investor saat ini teralihkan oleh penguatan Yield Obligasi AS. Seiring dengan kenaikan tersebut, Indeks Dolar AS pun menguat sekitar 0.3 persen. Indeks yang mengukur kekuatan Dolar terhadap sekelompok mata uang mayor ini mulai bangkit dari kemerosotan pasca pernyataan dovish The Fed beberapa hari sebelumnya.
Meski demikian, sebagian analis mengamati kenaikan permintaan di pasar bullion. Hal ini dapat menjaga emas dari penurunan harga secara drastis.
"Kenaikan Yield Obligasi AS tahun ini sangat membebani logam mulia," kata Joseph Stefans, analis dari MKS. "Di sisi lain, harga emas fisik justru naik khususnya dalam beberapa pekan terakhir dari India dan Asia. Hal ini akan terus menjadi dukungan bagi pasar emas setidaknya dari penurunan lebih jauh."