Seputarforex - Pada hari Selasa (20/Juli), Reserve Bank of Australia (RBA) mempublikasikan notulen rapat bulan Juli yang menunjukkan optimisme dewan pembuat kebijakan terhadap kondisi perekonomian saat ini. Pemulihan dianggap telah melaju lebih baik dari ekspektasi, terutama di sektor pasar tenaga kerja. Hal inilah yang mendasari RBA untuk mengurangi pembelian obligasi dari $5 miliar menjadi $4 miliar setiap minggu per bulan September mendatang.
Akan tetapi, lonjakan kasus Corona Delta dan penerapan lockdown di beberapa kawasan Australia kemungkinan akan mendorong para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan ulang rencana tapering tersebut. Pasalnya, negara bagian New South Wales (NSW) baru saja memperpanjang pembatasan hingga akhir Juli, diikuti dengan Victoria dan Australia Selatan yang dilaporkan akan menerapkan lockdown selama tujuh hari.
Menyusul penerapan kebijakan tersebut, indeks kepercayaan konsumen menurun 5.2 persen, begitu pula dengan sentimen terhadap prospek ekonomi nasional.
Analis CBA mengungkapkan bahwa ketidakpastian yang semakin meningkat bisa menjadi alasan kuat bagi RBA untuk membalikkan keputusan mengenai tapering pembelian obligasi.
"Kami melihat situasi yang berkembang di Greater Sydney dan Victoria akan menyebabkan kontraksi GDP kuartal ketiga… Skalanya masih dinilai mengingat ketidakpastian selama lockdown. Namun karena sifat varian Delta yang lebih menular, maka tampaknya pembukaan pembatasan akan dilakukan dengan hati-hati," kata Belinda Allen, ekonom senior CBA dalam sebuah catatan.
Investor Jauhi Aset Berisiko, AUD/USD Terus Melemah
Notulen rapat RBA bulan Juli yang diumumkan pagi ini secara garis besar telah diantisipasi oleh pelaku pasar sehingga tidak berdampak signifikan bagi pergerakan Dolar Australia versus Dolar AS. Pair AUD/USD saat ini berada di kisaran 0.7337, melemah 0.07 persen dari level Open harian. Pada sesi sebelumnya, pasangan mata uang ini sudah merosot tajam akibat sentimen penghindaran risiko di tengah lonjakan kasus Corona secara global.