EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 151.730   |   GBP/USD 1.268   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,353.75/oz   |   Silver 28.25/oz   |   Wall Street 38,883.67   |   Nasdaq 16,306.64   |   IDX 7,286.88   |   Bitcoin 69,139.02   |   Ethereum 3,505.16   |   Litecoin 97.50   |   Pound Sterling menghadapi tekanan karena dolar As menguat jelang laporan Nonfarm Payrolls, 4 hari, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melayang di dekitar level 0.6000 menjelang data NFP AS, 4 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USD turun mendekati level 1.0830 di tengah kewaspadaan pasar, data NFP AS dipantau, 4 hari, #Forex Teknikal   |   XAU/USD terkoreksi namun kondisi Geopolitik dapat membatasi penurunan jelang NFP AS, 4 hari, #Forex Teknikal   |   Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari: PT Barito Pacific Tbk (BRPT) +1.55%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) +1.49%, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) +1.41%, 5 hari, #Saham Indonesia   |   IHSG menguat pada awal perdagangan hari ini, naik 0.24% ke 7,272, 5 hari, #Saham Indonesia   |   PT Avia Avian Tbk. (AVIA) melaporkan progres pembangunan Pabrik baru di Cirebon senilai Rp750 miliar, 5 hari, #Saham Indonesia   |   Wall Street ditutup melemah tajam, dengan Dow Jones Industrial Average jatuh 1.35%, S&P 500 1.23%, dan Nasdaq Composite 1.4%, Indeks MSCI untuk kinerja ekuitas global turun 0.61%, 5 hari, #Saham Indonesia

Pasar Menanti Hasil FOMC, Dolar AS Tergelincir

Penulis

Dolar AS kian melemah seiring antisipasi pasar terhadap outlook inflasi The Fed dan kekhawatiran kasus infeksi Corona di AS.

Seputarforex - Dolar AS kembali tergelincir di sesi Rabu (29/Juli) malam ini. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) turun 0.3 persen ke 93.44, level terendah sejak Mei 2018.

dxy

Menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed dini hari nanti, pasar mengekspektasikan bank sentral tersebut untuk berkomitmen mempertahankan suku bunga di dekat nol hingga beberapa tahun ke depan. Selain itu, para investor akan memperhatikan indikasi The Fed soal toleransi terhadap kenaikan inflasi.

Menurut para analis, ekspektasi bahwa The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi daripada prediksi, telah menyebabkan yield riil tertekan ke level rendah historis. Inflasi yang tinggi sebelum menaikkan suku bunga, juga menimbulkan kekhawatiran akan menyusutnya peran Dolar AS sebagai mata uang cadangan (Reserve Currency).

"Pasar forex akan fokus menyorot sinyal yang menunjukkan apakah The Fed akan menoleransi inflasi yang tinggi. Pasalnya, hal itu akan membebani yield riil dan Dolar AS nantinya," tulis tim analis Action Economics.

Terlepas dari ekspektasi tersebut, kemarin The Fed mengumumkan akan memperpanjang program pinjaman untuk perusahaan-perusahaan serta instansi pemerintah dan perseorangan di Amerika Serikat hingga akhir tahun ini. Sebelumnya, The Fed menyatakan kebijakan tersebut akan berakhir pada tanggal 30 September.

 

Perkembangan Virus Corona Masih Diperhatikan

Selain kebijakan bank sentral, pergerakan Dolar AS juga dipengaruhi oleh peningkatan infeksi virus Corona di Amerika Serikat. Berdasarkan data Reuters, total kematian akibat virus COVID-19 di negara pimpinan Trump tersebut sudah mendekati 150,000 jiwa di hari ini. Angka tersebut menembus rekor tertinggi di dunia, dengan rata-rata kematian mencapai 10,000 jiwa dalam 11 hari.

Di belahan dunia lain, termasuk Eropa, wabah Corona sebenarnya belum mereda. Hanya saja, pertambahan kasusnya tidak setinggi jumlah kasus baru di AS. Hal ini dicermati analis sebagai faktor yang membebani Dolar AS.

"Outlook Dolar AS masih lemah berkat divergensi trend kasus infeksi virus Corona di Eropa dan AS," kata Ulrich Leuchtmann, kepala analis forex di Commerzbank.

Download Seputarforex App

293324
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.