Dari Prancis dilaporkan, pemerintah terus memperketat penjagaan keamanan jelang pemilihan Presiden, yang digelar Minggu (23/4) setelah insiden penembakan terjadi. Sementara jajak pendapat turut meramaikan pemilihan Presiden putaran pertama. Survei terakhir menunjukan, empat kandidat yang ada, memiliki peluang untuk lolos pada putaran kedua pada 7 Mei, dengan selisih hampir lima persen.
Pilpres kali ini merupakan sebuah pemungutan suara yang melibatkan hampir 47 juta warga Prancis. Hasilnya akan memiliki konsekuensi signifikan bagi negara tersebut, dan dianggap krusial bagi masa depan Uni Eropa.
Dari calon yang ada, dua kandidat, yaitu pemimpin Front Nasional (FN) Marine Le Pen dan Jean-Luc Melenchon dari Partai Sayap Kiri, berjanji akan meninjau kembali hubungan negara tersebut dengan Uni Eropa dan telah mempertimbangkan untuk meninggalkan blok tersebut.
Namun, survei-survei memposisikan Emmanuel Macron, mantan bankir yang berhaluan moderat, akan mendapat suara terbanyak di putaran pertama dan mampu mengalahkan Marine Le Pen, dalam persaingan dua kandidat pada putaran kedua, 7 Mei mendatang.
Hasil pemilihan Presiden ini sudah dipastikan akan ikut mempengaruhi pasar, dan investor tampak masih berhati-hati dalam melakukan transaksi.
"Investor tampak tidak ingin bermain-main dengan pilpres Prancis ini. Apalagi setelah mereka melihat apa yang terjadi di Inggris", kata Jack Ablin, kepala Investment Officer pada BMO Private Bank Jack.
Selain pemilihan presiden Perancis, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan melakukan reformasi pajak, akan turut mempengaruhi pergerakan pasar di pekan mendatang. Hal ini dilakukan Donal Trump, agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan cara melakukan pemangkasan besaran pajak bagi perorangan dan perusahaan.
Dilaporkan, pemungutan suara akan ditutup pada jam 08.00 malam, Minggu (23/04). Dan Kementerian dalam negeri Prancis akan mengumumkan hasilnya beberapa saat kemudian.
