EUR/USD 1.068   |   USD/JPY 154.360   |   GBP/USD 1.247   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,383.84/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,967.62   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 10 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 10 jam lalu, #Saham Indonesia

RBA Pangkas Suku Bunga Ke Rekor Terendah, AUD/USD Tertekan

Penulis

Bank Sentral Australia memotong suku bunga untuk merangsang pemulihan ekonomi dari dampak pandemi, dan berencana membeli obligasi pemerintah senilai 100 miliar Dolar selama enam bulan ke depan.

Seputarforex - Pada hari Selasa (03/November), Reserve Bank of Australia memutuskan untuk memangkas suku bunga dari 0.25 persen ke 0.1 persen, rekor terendah baru secara historis. Keputusan Bank Sentral Australia dalam memotong suku bunga sebesar 15 basis poin telah sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Pemotongan ketiga di tahun 2020 ini masih dipicu oleh memburuknya kondisi ekonomi akibat pandemi Corona.

Suku Bunga RBA

Dalam pernyataan terbarunya siang ini, gubernur RBA Philip Lowe mengatakan bahwa bank sentral berkeinginan memberikan kredit kepada lebih banyak warga Australia dan secara umum untuk merangsang pemulihan ekonomi.

"Pada pertemuan hari ini, dewan kebijakan bank sentral memutuskan untuk mengambil kebijakan lebih longgar dalam upaya mendukung penciptaan lapangan kerja baru dan pemulihan ekonomi Australia dari pandemiā€¦ Dengan kondisi Australia yang menghadapi tingkat pengangguran tinggi, kami berkomitmen untuk melakukan apa saja demi mendukung penciptaan lapangan kerja," kata Lowe dalam statement resmi selepas pengumuman suku bunga RBA.

Meskipun bank sentral cukup puas dengan beberapa rilis data ekonomi terbaru yang mencerminkan pemulihan secara bertahap, tapi Lowe menggarisbawahi bahwa pemulihan ekonomi masih diperkirakan bergelombang dan prospeknya bergantung pada keberhasilan penanggulangan pandemi.

Dalam upaya menggenjot performa ekonomi, RBA juga sepakat untuk membeli obligasi pemerintah tenor 5-10 tahunan sebesar 100 miliar dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Disamping itu, Lowe secara lugas mengatakan bahwa prospek kenaikan suku bunga tidak akan terjadi setidaknya hingga tiga tahun ke depan, sampai tingkat inflasi stabil di kisaran 2-3 persen.

 

AUD/USD Melemah, Pilpres AS Jadi Katalis Berikutnya

Rilis suku bunga RBA siang ini sejatinya telah diantisipasi pasar. Meski demikian, hal ini cukup membebani pergerakan Dolar Australia versus Dolar AS. Pair AUD/USD diperdagangkan di 0.7035, melemah 0.26 persen dari harga Open harian.

RBA Pangkas Suku Bunga Menuju Rekor

Fokus investor selanjutnya tertuju pada pemilihan presiden AS yang resmi dimulai pada hari ini. Pergerakan market diprediksi dalam volatilitas tinggi selama 72 jam ke depan, seiring dengan proses perhitungan suara dan antisipasi terhadap pengumuman pemenang pilpres AS.

Download Seputarforex App

294537
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.