Sejumlah broker forex memutuskan untuk mencabut instrumen cross dengan mata uang Rubel Rusia dan memberlakukan pembatasan trading pada instrumen tersebut akibat kejatuhan nilai tukar Rubel. Tetapi disamping itu, ada hal lain yang sedang panas diperbincangkan di industri forex, yakni perubahan undang-undang perdagangan Forex oleh pemerintah Rusia.
Rincian Undang-Undang Forex Rusia
Setelah menaikkan suku bunga acuannya secara gila-gilaan kemarin, Rusia juga menyasar sektor perdagangan valuta asing dengan menerapkan peraturan-peraturan yang tinggal menunggu acc dari Presiden Vladimir Putin, di antaranya:
- Menerapkan nilai maksimal leverage hingga 1:50 saja (meskipun bisa ditambah hingga 1:100 pada beberapa instrumen dengan ijin dari Bank Sentral Rusia);
- Broker Forex hanya diijinkan untuk menjadi forex dealer saja, tidak boleh merangkap menjadi bank atau broker sekuritas umum, seperti Saxobank dan Dukascopy asal Swiss.
- Sistem trading broker forex harus berlokasi di Rusia
- Kapital minimum untuk sebuah forex dealer ditentukan sebesar 1.8 juta Dolar AS atau sekitar 100 juta Rubel, dan minimum kapital ini bisa lebih besar untuk perusahaan yang men-supervisi dana klien sebesar lebih dari 150 juta Rubel.
- Broker forex harus mendaftar untuk menerima lisensi dealer forex dari pemerintah, sekaligus menjadi anggota badan regulasi swadaya Rusia CRFIN.
- Broker forex dilarang memberikan fasilitas trading untuk instrumen selain forex, termasuk diantaranya CFD juga tidak diizinkan.
- Permasalahan yang terjadi antara broker forex dan kliennya dapat diperkarakan ke pengadilan arbitrase setempat.
Peraturan-peraturan ini muncul di tengah jatuhnya nilai tukar Rubel, dan merupakan salah satu upaya pemerintah Rusia untuk mengendalikan pasar forex di wilayahnya. Akhir-akhir ini, nilai tukar mata uang Rusia memang sedang terpuruk akibat melorotnya harga minyak dan sengketa dengan Ukraina sehingga blok Barat menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia.