EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,049.38   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 58 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 59 menit lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

SNB Siap Intervensi Jika Perang Dagang Bikin Franc Swiss Menguat Terus

Penulis

Pimpinan SNB, Thomas Jordan, menuding perang dagang AS-China mengakibatkan Franc Swiss menguat. Padahal, situasi itu buruk bagi perekonomian Swiss.

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga negatif-nya dalam rapat kebijakan hari ini (13/Juni). Kebijakan moneter ultra-longgar tersebut dinilai masih sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Bahkan, pimpinan SNB, Thomas Jordan, mengisyaratkan kesiapannya untuk mengintervensi pasar uang jika eskalasi perang dagang mengakibatkan Franc Swiss (CHF) menguat lebih tinggi lagi.

Thomas Jordan SNB

 

Jordan: Konflik Dagang AS-China Bikin Franc Swiss Menguat

"Ketika konflik dagang antara AS dan China bergolak lagi pada bulan Mei, Franc Swiss dan Yen Jepang terapresiasi," kata Thomas Jordan dalam konferensi pers pasca rapat tersebut, "Kedua mata uang diincar sebagai safe haven dalam masa-masa ketidakpastian. Dengan mempertimbangkan tingginya nilai Franc dan rapuhnya situasi (perang dagang) saat ini, kesiapan kami untuk mengintervensi tetap penting, demikian pula suku bunga negatif."

Dalam sebulan terakhir, Franc Swiss bergerak di kisaran nilai tukar terkuatnya versus Euro sejak tahun 2017, sebagai imbas dari kekhawatiran pasar mengenai dampak perang dagang. Bias dovish yang diekspresikan oleh beragam bank sentral mayor lain juga semakin mendorong penguatan Franc. Padahal, nilai tukar mata uang yang terlalu kuat cenderung merugikan bagi perekonomian Swiss yang berbasis ekspor, karena mengikis daya saing produk-produknya di pasar internasional.

EURCHFGrafik EUR/CHF Monthly via Tradingview

 

Analis: SNB Akan Intervensi Jika ECB Longgarkan Kebijakan Moneter

Di tengah situasi ini, sejumlah analis memperkirakan SNB mungkin akan melakukan intervensi pasar uang atau memangkas suku bunga, jika ECB memulai kembali program pembelian obligasinya.

"Kami kira Franc akan terus menguat hingga tahun 2020, hal mana akan memusingkan SNB," kata David Oxley dari Capital Economics, kepada Reuters, "Kami memperkirakan (Euro) akan sampai pada CHF1.08 pada akhir tahun 2019 dan (Franc Swiss) menguat terus di tahun berikutnya, karena tingginya minat terhadap aset-aset safe haven dan kebijakan moneter ECB yang lebih longgar."

"Kami mengekspektasikan ini akan memicu respons dari SNB, dimulai dengan intervensi di pasar forex. Namun, jika tekanan atas Franc terus meningkat, sebagaimana kami perkirakan, maka kami memprediksi (SNB) akan memangkas suku bunga lebih lanjut ke teritori negatif," tutup David Oxley.

Terlepas dari itu, nilai tukar Franc Swiss di pasar mata uang nyaris tak terpengaruh sama sekali oleh konferensi pers Thomas Jordan. Pasangan mata uang EUR/CHF merosot sekitar 0.25 persen ke kisaran 1.1208 saat berita ditulis, sementara USD/CHF melorot 0.25 persen juga ke level 0.9930.

Kemarin, Presiden AS Donald Trump lagi-lagi melontarkan komentar yang meningkatkan kekhawatiran pasar. Katanya, ia tak akan menyetujui kesepakatan apapun dengan China, apabila Beijing menolak memberikan konsesi dalam 4-5 poin penting. Ia tak menjelaskan poin penting apa saja itu. Pelaku pasar menanggapi komentar Trump dengan menambah permintaan bagi aset safe haven, karena kemungkinan akan tercapainya kesepakatan dagang AS-China dianggap semakin menipis.

288821
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.