Seputarforex.com - Harga minyak melandai pada perdagangan sesi Asia hari Jumat ini (13/April), setelah melonjak pesat selama empat hari beruntun akibat eskalasi krisis Suriah. Presiden AS Donald Trump meralat pernyataannya mengenai rencana peluncuran misil ke Suriah, sehingga meredakan ketegangan, meskipun AS dan sekutu masih bersitegang dengan Rusia mengenai relevansi intervensi militer di kawasan tersebut.
Harga minyak tipe Brent menurun 0.50% dalam perdagangan intraday ke USD71.78 per barel, setelah kemarin ditutup pada USD72.10. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) mundur 0.36% ke USD66.85, meskipun pada hari Kamis ditutup pada USD67.09 per barel.
Serangan Misil Belum Tentu Segera Terjadi
Pada hari Minggu, seusai beredar kabar mengenai serangan kimia mengerikan di Douma, Suriah, Presiden AS Donald Trump menyatakan Presiden Vladimir Putin turut bertanggung jawab. Pasalnya, Rusia mendukung pemerintah Suriah di bawah Bashar Al-Assad yang dituding sebagai tersangka pelaku serangan kimia.
Para pemimpin negara Barat mulai mempertimbangkan aksi militer ke Suriah akibat serangan kimia tersebut, termasuk Donald Trump. Pada hari Rabu, Arab Saudi menggagalkan misil yang dikirim ke arah ibukotanya dari arah Suriah. Menyusul agresi atas sekutu penting AS tersebut, Trump mengirim tweet yang menyiratkan akan segera meluncurkan misil ke Suriah.
Tweet Trump langsung menggegerkan pasar dan mencuatkan kemungkinan gangguan distribusi minyak di Timur Tengah, sehingga harga minyak ikut terlonjak naik ke level tertinggi sejak Desember 2014 pada hari yang sama. Namun, keesokan harinya, ia meralat pernyataan tersebut. Dalam tweet terbaru, Trump menyatakan tak pernah mengindikasikan kapan serangan atas Suriah akan dilaksanakan; bisa dalam waktu dekat maupun tidak.
Never said when an attack on Syria would take place. Could be very soon or not so soon at all! In any event, the United States, under my Administration, has done a great job of ridding the region of ISIS. Where is our “Thank you America?”
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) April 12, 2018
OPEC Masih Berupaya Dongkrak Harga
Kelegaan pasar pasca ralat Trump, ditanggapi positif dengan penguatan kembali Dolar AS terhadap sejumlah mata uang mayor, tetapi berdampak pada melandainya harga minyak. Namun demikian, harga minyak kemungkinan akan tetap mencatatkan kenaikan sekitar 7 persen dalam pekan ini, memantapkan reli harga yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2017 dengan dorongan kesepakatan pemangkasan output OPEC.
Pada hari Kamis, OPEC menyampaikan surplus minyak global sudah nyaris menguap, berkat kuatnya permintaan energi dunia serta pelaksanaan kesepakatan pemangkasan output sejak awal tahun lalu. Sekjen OPEC Mohammad Barkindo mengatakan dalam wawancara dengan Reuters bahwa OPEC dan sejumlah produser minyak sekutunya siap memperpanjang kesepakatan hingga tahun 2019, meskipun surplus minyak global diproyeksikan berakhir pada September 2018.