EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,096.35   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 5 jam lalu, #Saham AS

USD/JPY dan EUR/USD Tangguh Jelang Rangkaian Rapat Bank Sentral

Penulis

Euro mempertahankan posisi pada kisaran 1.0730-an di tengah ketidakpastian proyeksi suku bunga ECB, sementara yen babak belur.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) gamang pada kisaran 102.00 dalam perdagangan sesi Asia awal pekan ini (6/Juni). Greenback menampilkan kinerja beragam terhadap berbagai mata uang mayor lain menjelang sejumlah rapat bank sentral utama yang akan digelar selama beberapa hari ke depan.

USD/JPY kembali menggapai rekor tertinggi multi-tahun di atas ambang 130.00, terkatrol oleh publikasi data Non-farm Payroll AS dan retorika para pejabat The Fed. Yen Jepang juga dirugikan oleh kenaikan harga minyak dunia dan menurunnya minat beli aset safe haven. Sementara itu, EUR/USD mempertahankan posisi pada kisaran 1.0730-an di tengah ketidakpastian proyeksi suku bunga ECB.

USDJPY DailyGrafik USD/JPY Daily via TradingView

 

Data Ekonomi AS Beragam, The Fed Tetap Hawkish

Laporan Non-farm Payroll AS pada hari Jumat lalu menunjukkan perekonomian Paman Sam menambah pekerjaan sebanyak 390k pada periode Mei 2022. Data aktual tersebut lebih unggul ketimbang estimasi konsensus yang sebanyak 325k, tetapi menurun dibandingkan data periode April 2022 yang direvisi naik menjadi 436k.

Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor non-manufaktur AS selip dari 57.1 menjadi 55.9 pada Mei 2022. Padahal, konsensus memperkirakan penurunan skor hanya sampai 56.4.

Kedua laporan tersebut secara keseluruhan menghadirkan gambaran yang beragam. Untungnya, posisi dolar AS tertopang oleh pernyataan para pejabat The Fed. Sedikitnya lima anggota FOMC menyampaikan komunikasi publik bernada hawkish sepanjang pekan lalu, termasuk Wakil Ketua FOMC Lael Brainard yang mengutarakan bahwa perhitungan pasar untuk suku bunga The Fed saat ini baru mencakup ekspektasi minimal untuk pengetatan moneter ke depan.

 

Rapat ECB Jadi Pusat Perhatian

Pelaku pasar pekan ini akan menyoroti penerbitan laporan inflasi Amerika Serikat. Selain itu, ada pula rapat kebijakan reguler yang diadakan bank sentral Australia (RBA) pada hari Selasa dan bank sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis.

Konsensus memperkirakan RBA akan mengumumkan "rate hike" lanjutan sebanyak 25 basis poin, setelah menaikkan suku bunga sampai 0.35 persen pada bulan Mei. Namun, ada pula yang berspekulasi RBA akan bersikap lebih agresif dengan mengerek suku bunga sebanyak 40 basis poin sekaligus.

ECB belum akan mengubah suku bunganya, melainkan kemungkinan hanya mengakhiri program pembelian aset bulan ini. Kendati demikian, rapat ECB justru menjadi sorotan utama.

Para pejabat ECB selama beberapa pekan terakhir beramai-ramai mengungkapkan pandangan mereka tentang urgensi kenaikan suku bunga demi membendung kenaikan inflasi di benua Eropa. Semuanya seolah sepakat akan mulai menaikkan suku bunga pada rapat bulan Juli mendatang. Akan tetapi, ada perbedaan pendapat yang sangat kentara tentang berapa besar realisasi kenaikan suku bunga itu kelak.

Opini yang beredar kini berkisar mulai dari 10, 25, hingga 50 basis poin sekaligus. Dalam situasi ini, petunjuk apa pun yang diberikan oleh Presiden ECB Christine Lagarde pada hari Kamis berpotensi menjadi katalis pasar yang signifikan.

Download Seputarforex App

297782
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.