EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,168.54   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 1 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

Profil Penulis : A Muttaqiena

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.
Berita domestik Inggris mengerek GBP/USD di tengah sepinya rilis data ekonomi yang berdampak lebih tinggi dari negeri Paman Sam.
Kalender hanya memuat segelintir agenda penting yang berdampak langsung bagi forex, sehingga perhatian trader dolar beralih ke bursa ekuitas AS.
Dua petinggi Bank of England (BoE) mendukung prospek penurunan suku bunga Inggris mulai Juni.
Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan sepakat berkonsultasi mengenai masalah nilai tukar. Pasar menganggapnya sebagai ancang-ancang untuk intervensi mata uang.
Laju inflasi Inggris cukup bandel, sehingga mengerek ekspektasi suku bunga BoE dan kurs Pound Sterling.
Kurs Dolar AS dan yield US Treasury kompak mencapai level tertinggi multibulan seusai pidato beberapa petinggi The Fed kemarin.
Tingkat Pengangguran Inggris meningkat, sehingga memicu kejatuhan Pound Sterling menjelang rilis data inflasi Inggris besok.
Dolar AS tak bereaksi menghadapi kabar bentrokan Israel-Iran. Sejumlah pihak malah merasa lega atas minimnya tanda-tanda eskalasi konflik sejauh ini.
Pasar lebih percaya diri membeli dolar AS karena beberapa petinggi Federal Reserve menekankan pentingnya kesabaran dalam pengambilan kebijakan.
Upaya rebound AUD/USD terjegal oleh publikasi Neraca Perdagangan China. Raksasa ekonomi Asia itu kemungkinan tak mengalami pemulihan seperti yang diharapkan sebelumnya.
Seorang petinggi bank sentral Inggris menampik spekulasi penurunan suku bunga lebih awal daripada The Fed. Namun, GBP/USD tetap tertekan.
Pengumuman ECB hari ini mengakibatkan euro melemah terhadap semua mata uang mayor lainnya.
Kenaikan inflasi AS jauh melampaui perkiraan berbagai pihak, sehingga memicu perubahan besar dalam kurs dolar AS dan ekspektasi suku bunga The Fed.
Para trader Dolar AS memerlukan data tambahan untuk mengonfirmasi ulang waktu penurunan suku bunga The Fed serta menentukan arah greenback berikutnya.
Rilis NFP yang fantastis telah mendorong pasar untuk mengubah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed ke depan, sekaligus menyokong dolar AS menjelang rilis data inflasi CPI.
Seorang mantan diplomat mata uang Jepang mengisyaratkan otoritas kemungkinan tidak akan turun tangan kalau USD/JPY cuma menembus ambang 152.
Data bisnis non-manufaktur AS versi ISM mengalami penurunan, sehingga berisiko memajukan waktu Fed rate cut serta menumbuhkan keraguan terhadap rilis Nonfarm Payroll hari Jumat.
PMI Manufaktur AS melesat dari 47.8 menjadi 50.3 pada Maret 2024. Semua subindeks mengalami kenaikan, mengejawantahkan resiliensi ekonomi Amerika Serikat.
Data PCE pekan lalu memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Namun, dolar AS stabil di tengah liburan Paskah dan antisipasi pasar menjelang rilis Nonfarm Payroll.
Rilis data inflasi PCE Inti AS dan pidato Ketua Fed Jerome Powell besok dapat memengaruhi kurs dolar AS secara tak terduga.
Tren musiman menguak adanya potensi penguatan Pound Sterling pada dua pasangan mata uang populer dalam perdagangan bulan depan.
Momok intervensi Jepang membayangi USD/JPY di bawah ambang 152.00, sehingga reli harga tidak berlanjut.
Pengumuman SNB kemarin memicu aksi jual masif atas Franc Swiss dan mendongkrak pamor Dolar AS.
Bank Sentral Inggris semakin berpeluang memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, sejumlah kabar lain berdampak negatif terhadap Pound Sterling.
Swiss mulai memangkas suku bunga tiga bulan lebih awal daripada perkiraan pasar sebelumnya. Dampaknya melejitkan USD/CHF dan menyeret sejumlah mata uang lain.