Floating Spread Yang Melebar
Pemula
@ Koi:
Pelebaran spread bisa diamati dari slippage (loncatan harga). Kalau volatilitas sedang tinggi dan terjadi slippage maka spread pasti melebar. Slippage tersebut terjadi baik untuk posisi buy maupun sell, biasanya untuk pending order buy stop, sell stop dan stop loss. Yang posisi buy akan mendapat harga diatas harga order (lebih mahal), dan yang posisi sell akan mendapat harga dibawah harga order (lebih murah).
Jadi bisa disimpulkan pada saat terjadi pelebaran spread maka harga bid akan turun dan harga ask akan naik. Harga bid turun artinya kalau Anda sell akan mendapatkan harga yang lebih murah dan harga ask naik berarti kalau Anda buy akan mendapatkan harga yang lebih mahal.
Kesimpulannya: saat terjadi pelebaran spread yang melebar adalah keduanya, baik harga bid maupun harga ask.
Dear Master Martin, Apa kabar? Semoga sehat selalu. Untuk kesekian kalinya saya ingin bertanya. Pair manakah yang memiliki volatilitas+spread paling rendah? Saya sudah cek tabel pemantau volatilitas tapi masih belum paham.
Terimakasih.
@ Koi:
Kabar baik.
1. Volatilitas
Tinggi rendahnya volatilitas suatu pasangan mata uang tergantung dari waktu sesi trading dan berita penting yang menyangkut pasangan mata uang tersebut. Misal pada sesi Eropa maka volatilitas pair EUR/USD, EUR/GBP atau EUR/JPY akan lebih tinggi dibandingkan ketika sesi Asia. Saat ada rilis data penting dari AS (pada sesi New York) maka volatilitas pair XXX/USD dan USD/XXX akan lebih tinggi dibandingkan ketika sesi Asia ataupun sesi Eropa.
Jadi tinggi rendahnya volatilitas tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, atau bisa berubah dari waktu ke waktu.
Kalau ingin tahu apakah volatilitas sedang tinggi atau sedang rendah bisa dilihat dari:
1. Indikator Bollinger Bands (BB): kalau harga bergerak pada kurva upper atau lower BB maka volatilitas sedang tinggi.
2. Indikator ATR dan nilai rata-ratanya selama periode tertentu (bisa dengan simple moving average / sma), karena range yang tinggi menunjukkan volatilitas yang tinggi.
Misal kita tahu range rata-rata dalam 14 hari, yaitu pada time frame daily, tarik sma 14 pada indikator ATR periode 1 (1 hari). Kalau sma (14) pada ATR(1) sekitar 100 pip, maka jika suatu ketika ATR(1) diatas 100 pip makapada saat itu volatilitas sedang tinggi.
Berikut contohnya pada EUR/USD daily dimana sma (14) dari ATR (1), atau range rata-rata selama 14 hari terakhir kurang lebih sekitar 100 pip (garis horisontal warna merah):
Tampak ketika harga bergerak pada upper atau lower kurva indikator BB maka ATR pada saat itu tinggi, yaitu melebihi nilai rata-ratanya (sma), sehingga bisa disimpulkan saat itu volatilitas sedang tinggi. Sebagai konfirmasi bisa dilihat dari indikator MACD dimana jarak antara kurva MACD dan kurva signal melebar yang menunjukkan pergerakan harga sedang trending.
2. Spread
Mengenai spread, semakin likuid suatu pasangan mata uang maka akan semakin rendah spread yang ditawarkan. Sebaliknya semakin kurang likuid suatu pasangan mata uang maka akan semakin tinggi spread yang ditawarkan.
Saat ini yang paling likuid adalah EUR/USD dan USD/JPY, dan yang kurang likuid adalah pasangan mata uang eksotik seperti EUR/TRY atau ZAR/JPY, dll. Hampir semua broker berlomba menawarkan EUR/USD dan USD/JPY dengan spread yang serendah mungkin.
Kategori Pemula
Pertanyaan | Penanya | Balasan | Dilihat | Aktivitas |
Apa Hubungan Stop Out Dan Margin Call? | Fajar Hendrick B | 20 | 19473 | 2015 |
Darimana Asal Keuntungan Trader? | Jumardi | 20 | 14186 | 2016 |
Pemula ingin gabung forex? | Rozi | 20 | 5786 | 2016 |
Beda Akun Cent Dan Micro? | Rendi Supratman | 19 | 41426 | 2015 |
Bank Statement Yang Diminta Broker Itu Seperti Apa? | Mahmud | 18 | 32034 | 2015 |
Siapa Yang Membuat Harga Bergerak? | Syuhada | 18 | 16593 | 2016 |