EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,304.39/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,125.66   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 3 jam lalu, #Saham AS

Merosotnya Harga Minyak Dunia Ditengah Konflik Geopolitik

Penulis

Di tengah resiko konflik geopolitik yang sedang berlangsung, harga minyak malah turun mendekati level terendahnya tahun ini. Korelasi harga minyak dan emas akhir-akhir ini mulai menyimpang.

Di tengah resiko konflik geopolitik yang sedang berlangsung, kita mungkin bertanya-tanya mengapa harga minyak mentah (brent crude oil) malah turun mendekati level terendahnya tahun ini. Saat ini ketegangan antara Russia dan Ukraina masih belum usai sementara perang saudara mengancam Irak, Syria dan Libya. Ketersediaan minyak di negara-negara industri Uni Eropa sebagian besar tergantung dari Russia dan timur tengah, jadi mengapa pasar tampak tenang-tenang saja dan harga minyak tidak membumbung seperti pernah terjadi sebelumnya?

Merosotnya Harga Minyak Dunia Ditengah Konflik

Jawabnya adalah karena pasokan minyak mentah dunia saat ini sedang melimpah. Dalam laporannya awal bulan ini International Energy Agency (IEA) menurunkan angka perkiraan konsumsi minyak mentah dunia sebanyak 180,000 barrel per hari untuk tahun 2014, dan 90,000 barrel per hari untuk tahun 2015. Pasokan minyak mentah dunia masih sangat melimpah terutama dari Amerika Utara dan OPEC yang total produksi hariannya mencapai 30.44 juta barrel, tertinggi dalam 5 bulan terakhir, sementara Saudi Arabia dan Libya mengurangi produksi minyaknya.

Meskipun Libya kembali terancam perang saudara tetapi produksi minyaknya tidak berkurang dan diperkirakan akan mencapai 450,000 barrel per hari pada bulan-bulan mendatang. IEA melaporkan Libya saat ini malah agak kesulitan menjual minyaknya. Melimpahnya pasokan tersebut menyebabkan persediaan minyak mentah untuk industri di Amerika Serikat terus berkurang. Ini bisa dilihat dari data crude oil inventories yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) AS setiap Rabu. AS adalah konsumen terbesar minyak dunia, namun tidak terlalu khawatir akan pasokannya dengan tidak melakukan spekulasi di pasar minyak dunia.

Terus merosotnya harga minyak dunia adalah karena pasokan yang melimpah, dan ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kecuali jika OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya memangkas produksinya, dan perusahaan jasa perminyakan AS menghentikan pengeborannya maka harga minyak baru akan membumbung, tetapi dua hal tersebut sangat kecil kemungkinannya.

Korelasi harga minyak mentah dan emas
Korelasi harga minyak mentah dunia dan harga emas akhir-akhir ini telah mulai menyimpang. Seperti tampak pada chart berikut, selama setahun terakhir minyak dan emas bergerak searah, tetapi awal bulan ini arah pergerakannya mulai berlawanan.

Merosotnya Harga Minyak Dunia Ditengah Konflik

Kita telah tahu faktor yang menyebabkan merosotnya harga minyak, tetapi perbedaan arah yang baru terjadi ini patut kita perhatikan. Jika penyimpangan korelasi ini berlangsung lama maka kemungkinan emas akan menyusul minyak, sama-sama bearish. Harga minyak mentah memang sedang merosot dan konflik geopolitik tidak menyebabkan recovery.

Jika Anda trading di pasar forex atau saham, fenomena harga minyak ini menunjukkan perkiraan kondisi ekonomi global. Meskipun ada resiko konflik geopolitik, rencana bank sentral negara-negara mata uang utama yang akan menormalisir kebijakan moneternya akan menyebabkan perkiraan naiknya pertumbuhan ekonomi global. Jika demikian halnya, recovernya indeks harga saham baru-baru ini mengisyaratkan hal tersebut.

Sumber : www.forex.com : The weak oil price: an explainer

193482
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.