Seputarforex - USD/JPY dan berbagai pair yen lain kemarin mengalami fluktuasi tajam senilai ratusan pips dalam waktu singkat. Pasar mencurigai Jepang telah melaksanakan intervensi untuk mendongkrak nilai tukar yen, mencegah USD/JPY menembus ambang 160.00 serta menstabilkan volatilitas. Namun, otoritas Jepang menolak untuk mengonfirmasinya secara eksplisit.
Duet Ninja kini berkonsolidasi pada kisaran 157.30. Tren bullish USD/JPY tampaknya mengalami jeda sementara menanti katalis berikutnya, kemungkinan dari pengumuman hasil rapat FOMC besok.
Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Luar Negeri, tadi pagi kembali menolak untuk menjawab apakah otoritas berada di balik lonjakan yen pada hari Senin. Ia hanya menegaskan bahwa Jepang selalu siap menangani masalah valas, khususnya jika para spekulan memicu pergerakan berlebihan yang berdampak negatif terhadap keseharian masyarakat.
"Harga barang impor yang lebih tinggi dikatakan berdampak pada kelompok masyarakat yang paling rentan dan dapat menghambat momentum Jepang untuk menaikkan upah aktual," kata Kanda, "Pemerintah perlu merespons pergerakan-pergerakan seperti itu."
Terlepas dari itu, Reuters melaporkan bahwa data Bank of Japan mengisyaratkan Kementerian Keuangan telah menggelontorkan sekitar 5.5 triliun yen (35 miliar dolar) untuk mendongkrak nilai tukar yen pada hari Senin. Mitsuhiro Furusawa, seorang mantan diplomat mata uang, juga mengakui Jepang kemungkinan telah mengambil tindakan pada pekan ini.
Pelaku pasar kini mewaspadai kemungkinan intervensi lanjutan, sehingga fluktuasi berbagai pair yen cenderung minim. Selain itu, pasar juga mulai memasuki mode wait-and-see menjelang rapat Federal Open Market Committe.
Konsensus memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada rentang 5.25%-5.50% dalam rapat tersebut, sembari menyampaikan pesan yang bernada agak hawkish. Pesan seperti itu dapat mendukung spekulasi penundaan pemangkasan suku bunga sampai November atau bahkan tahun depan — selaras dengan tingginya data inflasi AS baru-baru ini. Namun, Dolar AS berisiko jatuh apabila The Fed justru menyampaikan pesan bernada dovish atau mendukung pemangkasan suku bunga lebih awal.