EUR/USD 1.086   |   USD/JPY 156.430   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.667   |   Gold 2,417.06/oz   |   Silver 31.68/oz   |   Wall Street 39,806.77   |   Nasdaq 16,794.87   |   IDX 7,186.04   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   Litecoin 88.60   |   PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA) akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp5.7 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp300 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, Selasa (21/Mei), 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp1.4 triliun. Cum date dijadwalkan pada 28 Mei 2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,331, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,748 pada pukul 19:20 ET (23:20 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 39,923, 7 jam lalu, #Saham AS

Pemotongan Output Berlanjut, Harga Minyak Menguat

Penulis

Harga minyak menguat tipis didukung oleh pengetatan pasokan minyak Arab Saudi dan rencana pengurangan ekspor Rusia. Disamping itu, Dolar AS tengah melemah.

Seputarforex - Harga minyak menguat terbatas pada perdagangan Selasa (11/Juli). Minyak Brent menguat 0.17 persen pada kisaran $77.89 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) naik 0.15 persen di $73.29 per barel.

Harga Minyak Menguat

Harga minyak beringsut naik pagi ini berkat komitmen Arab Saudi dan Rusia yang memutuskan untuk melanjutkan pemotongan produksi. Otoritas Saudi mengatakan akan memperpanjang pemangkasan output sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga bulan Agustus. Dengan demikian, level produksi minyak Saudi untuk Juli-Agustus akan berkurang 1.5 juta bpd jika dibandingkan dengan output tahun 2022 silam.

Sementara itu, Rusia akan mengurangi volume ekspor minyak sebesar 500,000 bph mulai bulan depan. Jika ditotal, pemotongan output dari kedua negara tersebut akan mencakup sekitar 5% dari permintaan minyak global.

Sebagai dua produsen minyak terbesar, Saudi dan Rusia memutuskan untuk mengurangi pasokan minyak guna menghadapi penurunan permintaan pasar akhir-akhir ini. Apalagi, prospek permintaan ke depan agak suram mengingat pertumbuhan ekonomi China mulai melambat di pertengahan tahun ini. Sebagai informasi, China merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia sehingga stabilitas ekonominya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat permintaan global.

 

Proyeksi The Fed Ikut Menopang Harga Minyak

Selain karena kebijakan Saudi dan Rusia, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi oleh ambruknya nilai tukar Dolar ke level terendah 2 bulan. Pelemahan Dolar AS dipicu oleh komentar bernada dovish dari sejumlah pejabat The Fed tadi malam. Meski kompak mengatakan perlunya menaikkan suku bunga pada pertemuan 25-26 Juli mendatang, mereka juga mengisyaratkan bahwa siklus pengetatan moneter hampir berakhir.

Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada laporan persediaan minyak mentah AS oleh American Petroleum Institute (API). Investor juga tengah menanti rilis data Inflasi Konsumen AS pada hari Rabu untuk mengukur proyeksi kebijakan The Fed selanjutnya.

Download Seputarforex App

299553
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.