Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, mengundurkan diri secara resmi pada Kamis (20/08) malam kemarin. Harapan untuk terus bertahan menghadapi kreditor-kreditor Yunani akhirnya pupus sudah. Tsipras—yang baru saja memenangi pemilu bulan Januari tahun ini—mengatakan bahwa ia menanggung kewajiban moral untuk melaksanakan pemungutan suara segera setelah kesepakatan bailout ketiga dicapai dengan para kreditor.
Alexis Tsipras mengajukan surat pengunduran dirinya pada Presiden Prokopis Pavlopoulos dan meminta informasi mengenai kemungkinan tanggal yang tercepat untuk menggelar pemilihan umum kembali. Akan tetapi, para pejabat pemerintahan menyarankan untuk menyelenggarakan pemilu pada tanggal 20 September mendatang.
Tsipras Tak Dapat Dukungan
Tsipras sedianya akan mengarahkan partai sayap kiri, Syriza, untuk kembali mendukung dirinya dalam pemungutan suara. Namun, ia justru menghadapi pemberontakan dari sejumlah anggota partai yang sudah muak akan langkah austerity yang diwacanakan lagi demi mendapatkan bailout. Oleh karena itulah, Tsipras pun harus mundur.
Pria yang menggantikan PM Antonis Samaras ini harus menghadapi pilihan yang sulit di tengah sistem finansial Yunani yang hampir runtuh, dan bahkan terancam mengeluarkan Yunani dari Zona Euro. Tsipras pun terpaksa menerima permintaan kreditor yang berlawanan dengan cita-citanya saat terpilih bulan Januari lalu. Yunani harus mereformasi perekonomian dan lagi-lagi, dengan syarat austerity.
"Saya ingin terus terang pada Anda sekalian. Kesepakatan yang kita capai, tidak seperti harapan kita pada bulan Januari lalu," tutur Tsipras di hadapan rakyat Yunani.
Dalam penuturan lanjutannya, Tsipras menyatakan sadar bahwa ada tanggung jawab etis dan politis yang harus ia terima dan semua yang telah ia lakukan memang akan dinilai oleh rakyatnya, baik kegagalan maupun kesukesan. Mundurnya Tsipras ini menyusul mantan Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, yang juga berhenti dari jabatannya awal Juli lalu. menambah ketidakpastian politik di Yunani bersamaan dengan diterimanya dana bailout sebesar 86 miliar Euro.
Euro Terus Mendaki
Euro tampak tak begitu terpengaruh dengan pergolakan politik yang terjadi di Yunani. Mata uang tersebut terus menunjukkan penguatan dengan EUR/USD yang diperdagangkan di kisaran 1.1107 dan 1.1244 pada hari Kamis kemarin, terdukung oleh dovishnya notulen FOMC. Pagi ini (Jumat, 21/08) EUR/USD masih mendaki level tinggi di posisi 1.1267.
