Menu

Aussie Longsor Dua Hari Beruntun Akibat Pengumuman RBA

A Muttaqiena

Dolar Australia jatuh dari kisaran 0.7400 ke 0.7350-an terhadap dolar AS, serta melemah terhadap dolar New Zealand, pound sterling, dan mata uang mayor lain.

Seputarforex - Dolar Australia merosot drastis menyusul keputusan bank sentral Australia (RBA) kemarin untuk menunda tapering tahap berikutnya. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa hari ini (8/September), AUD/USD telah mencetak penurunan dari kisaran 0.7400 ke 0.7350-an. Aussie juga melemah terhadap dolar New Zealand, pound sterling, dan sejumlah mata uang mayor lain.

Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

RBA kemarin menyampaikan keputusan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang berlaku saat ini. Suku bunga dan target yield obligasi pemerintah Australia tetap pada tingkat 0.10 persen. Bank sentral juga akan terus melaksanakan keputusan rapat bulan Juli untuk mengurangi laju program pembelian obligasi dari AUD5 miliar menjadi AUD4 miliar per minggu. Akan tetapi, pertimbangan lain yang menyertai keputusan-keputusan ini justru bersifat sangat dovish.

Berdasarkan pengumuman tapering bulan Juli, program pembelian obligasi RBA semestinya berakhir dalam tahun ini. Tapi RBA kemarin menyatakan bahwa peninjauan atas program tersebut akan ditunda dari November 2021 ke Februari 2022. Bank sentral juga enggan menaikkan suku bunga sebelum tahun 2024.

Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, "(Dewan kebijakan RBA) tidak akan menaikkan suku bunga hingga inflasi aktual secara berkelanjutan berada dalam rentang target 2 sampai 3 persen. Skenario sentral untuk perekonomian adalah bahwa syarat ini tidak akan terpenuhi sebelum 2024."

Ini berarti RBA mendadak mundur dari posisi podium ke barisan paling belakang klasemen dalam "lomba kenaikan suku bunga". Lebih tepatnya, RBA boleh jadi baru akan mulai menaikkan suku bunga setelah koleganya dari bank sentral New Zealand (RBNZ), bank sentral Inggris (BoE), dan bank sentral AS (Federal Reserve) mengeksekusi rate hike beberapa kali.

Lebih buruk lagi, RBA mengambil keputusan ini atas pertimbangan dampak lockdown Australia . Lockdown telah berlangsung selama beberapa pekan dalam rangka membendung pandemi Delta, dimulai dari Sydney dan meluas ke wilayah-wilayah lainnya.

Lowe menyatakan bahwa bank sentral memprediksi GDP Australia bakal melemah signifikan pada kuartal September, kemudian tingkat pengangguran bakal meningkat selama beberapa bulan ke depan. Pertumbuhan GDP baru akan bangkit lagi pada kuartal Desember, lalu kembali ke tingkat pra-Delta pada paruh kedua tahun 2022.

Asmara Jamaleh, seorang ekonom dari Intesa Sanpaolo, berkomentar, "Kami mengonfirmasi prakiraan kami untuk pelemahan dolar Australia dalam jangka pendek, karena efek negatif temporer dari evolusi pandemi pada pertumbuhan (ekonomi Australia) dan mendekati pembalikan The Fed. AUD semestinya kemudian pulih setelah pemulihan ekonomi domestik terkonsolidasi."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE