Menu

BoJ Pertimbangkan Rate Cut Lagi Karena Dampak Pandemi

Pandawa

Deputi Gubernur BoJ mengungkapkan jika suku bunga negatif bisa diturunkan lagi demi meredam kemerosotan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Seputarforex - Pada hari Kamis (30/Juli), Masayoshi Amamiya menyampaikan bahwa bank sentral Jepang tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menurunkan suku bunga negatif lebih dalam lagi. Hal ini sebagai salah satu upaya meredam kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Meski demikian, Deputi Gubernur BoJ tersebut tetap memperhatikan risiko yang mungkin muncul atas rencana menurunkan suku bunga negatif lebih jauh.

"Ketika mempertimbangkan langkah-langkah pelonggaran tambahan, kita sebelumnya harus berhati-hati mengenai efek samping potensial yang bisa terjadi… Karena itu, kami memiliki berbagai pilihan termasuk suku bunga negatif yang lebih dalam. Kami tidak mengesampingkan tingkat suku bunga lebih dalam di zona minus," ungkap Amamiya.

Amamiya juga menyinggung target inflasi yang kemungkinan besar akan semakin sulit untuk naik menuju target 2 persen. Dirinya mengatakan prospek inflasi tetap akan di bawah target hingga kuartal pertama 2023 mendatang. Dalam upaya mempercepat tercapainya target inflasi, Amamiya menegaskan jika BoJ perlu membahas bagaimana perubahan struktural ekonomi dapat membentuk kebijakan moneter.

Di sisi lain, Amamiya mengutarakan bahwa ekonomi Jepang saat ini telah bergeser ke fase pemulihan karena didukung oleh langkah-langkah stimulus moneter dan fiskal yang telah diambil BoJ sejak awal tahun. Kebijakan yang diambil selama pandemi COVID-19 dinilai telah berhasil menyelamatkan banyak perusahaan dari kebangkrutan dan para pekerja dari PHK.

 

USD/JPY Berusaha Menguat

Pernyataan terbaru dari Amamiya sedikit banyak memberikan petunjuk kepada investor mengenai outlook kebijakan moneter BoJ ke depan. Hal ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pergerakan Yen melawan Dolar AS dalam sesi perdagangan Asia hari ini. USD/JPY diperdagangkan di kisaran 105.07, menguat hanya 0.15 persen dari harga Open harian.


Dolar AS sempat menyentuh level terendah 104.77 setelah The Fed mengumumkan suku bunga dan kebijakan moneter terbarunya. Secara garis besar, Dolar masih berpotensi melemah karena outlook kebijakan The Fed yang cenderung dovish. Selain itu, konflik AS-China turut membebani sentimen bagi Dolar versus mata uang mayor lainnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE