Menu

Boris Tetap Ingin Cabut Lockdown 21 Juni, Pound Merayap Naik Lagi

A Muttaqiena

Pound terdongkrak oleh kegigihan PM Boris Johnson mempertahankan rencana awalnya untuk mengakhiri semua pembatasan sosial pada 21 Juni mendatang.

Seputarforex - Pound Sterling sempat tumbang pada awal Juni akibat kekhawatiran tentang akan diundurnya rencana pencabutan total atas pembatasan sosial di Inggris. Namun, pemerintah Inggris ternyata gigih mempertahankan rencana awalnya untuk mengakhiri semua lockdown pada 21 Juni mendatang. Hal itu mendongkrak GBP/USD kembali menanjak ke 1.4180 dalam perdagangan hari ini (3/Juni).

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Himbauan agar pemerintah Inggris menunda pencabutan total semua pembatasan sosial mulai mengemuka sejak akhir bulan lalu, karena terjadinya peningkatan jumlah kasus COVID-19 baru sehubungan dengan penyebaran varian virus COVID-19 dari India . Akan tetapi, laju kematian akibat COVID-19 di Inggris justru berkurang. Pada hari Selasa, Inggris mencatat angka mortalitas harian sebesar nol untuk pertama kalinya sejak pandemi merebak.

PM Boris Johnson mengakui bahwa "kita hanya perlu sedikit lebih lama" untuk mengetahui efek varian COVID-19 dari India. Namun, ia menambahkan, "Saya tak melihat apa pun dalam data saat ini yang bermakna kita tak bisa melanjutkan tahap empat, yakni pembukaan pada 21 Juni. Tapi kita harus sangat hati-hati karena tak ragu lagi data ONS tentang tingkat infeksi menunjukkan kenaikan."

Sejumlah anggota kabinet Johnson juga optimistis kalau kemajuan program vaksinasi Inggris telah menciptakan lingkungan yang cukup aman untuk normalisasi aktivitas ekonomi. Kabar tersebut lantas disambut baik oleh pelaku pasar.

Sejumlah analis bahkan tetap meyakini potensi bullish GBP walaupun seandainya tenggat waktu pencabutan pembatasan sosial benar-benar ditunda. Alasannya karena sekolah, toko-toko dan layanan non-esensial sudah mulai beroperasi kembali dalam tahapan pelonggaran yang sudah berlangsung, dan pemerintah tidak akan menutup mereka kembali. Hanya sejumlah aturan pembatasan sosial tertentu yang masih berlaku hingga 21 Juni mendatang dan kemungkinan ditunda pelonggarannya.

"21 Juni merupakan tanggal yang terutama simbolik untuk pembukaan -dan hari perayaan bagi fans olahraga dan penggemar pesta," kata Jordan Rochester, pakar strategi FX dari Nomura, "(Jadi) kami tetap long pada GBP vs USD."

Rochester mengakui Sterling mungkin akan menghadapi aksi jual jika pemerintah menunda pembukaan tanggal 21 Juni. Akan tetapi, aksi jual itu menurutnya hanya akan berlangsung singkat dan justru membuka peluang untuk membeli Sterling lagi.

Keputusan akhir tentang realisasi tenggat waktu tanggal 21 Juni akan dibahas dalam rapat kabinet pada tanggal 14 Juni mendatang. Perkembangan kasus COVID-19 Inggris antara hari ini hingga saat itu kemungkinan akan terus menjadi sorotan dan menahan pergerakan Sterling dalam rentang terbatas.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE