Menu

China Tuding Trump Melanggar Konsensus, Siapkan Langkah Balasan

A Muttaqiena

Konflik dagang AS-China semakin sengit setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor lagi dan mengaitkan perundingan dagang dengan gejolak sipil di Hong Kong.

Indeks Dolar AS (DXY) menanjak 0.1 persen lagi ke level 98.26 dalam perdagangan hari ini (16/Agustus), menggenapkan reli empat hari beruntun. Greenback mencatat penguatan versus mata uang safe haven Yen dan Franc, karena rilis data penjualan ritel Amerika Serikat dan Inggris yang mengungguli ekspektasi kemarin telah memudarkan sebagian kecil kekhawatiran pasar mengenai pertumbuhan ekonomi global. Akan tetapi, situasi masih rapuh karena terus berlanjutnya sengketa antara Amerika Serikat dan China.

Peluang damai dalam konflik dagang AS-China semakin terkikis oleh upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengaitkan negosiasi dengan demonstrasi di Hong Kong. Pada hari Rabu, ia mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping harus menyelesaikan gejolak sipil di Hong Kong terlebih dahulu sebelum berunding lagi dengan AS.

"Tentu saja China ingin membuat kesepakatan (dengan AS -red). Biarkan mereka bekerja secara humanis dengan Hong Kong dulu!" ujarnya via Twitter.

Keesokan harinya, Trump berusaha untuk memoderasi dampak komentarnya dengan mengatakan bahwa para negosiator telah melaksanakan diskusi yang "produktif", dan perundingan tatap muka akan dilakukan lagi pada bulan September. Akan tetapi, kenaikan tarif impor atas USD125 Miliar produk asal China tetap bakal diberlakukan mulai tanggal 1 September, disusul dengan kenaikan tarif atas USD150 Miliar produk mulai tanggal 15 Desember.

Pada hari Kamis, Kementrian Keuangan China memberikan pernyataan resmi bahwa langkah Washington menaikkan tarif impor telah melanggar konsensus yang dicapai antara presiden kedua negara dalam ajang G20 Osaka untuk menyelesaikan sengketa melalui negosiasi. Pemerintah China juga berikrar akan meluncurkan langkah balasan, walaupun masih berharap AS bersedia melakukan negosiasi.

"Kami berharap AS akan bertemu dengan China di tengah-tengah, dan mengimplementasikan konsensus (yang tercapai) antara kedua kepala negara di Osaka," demikian diutarakan oleh juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam kesempatan berbeda. Ia menambahkan, China berkeinginan untuk mencapai solusi yang bisa diterima semua pihak melalui "dialog berbasis kesetaraan dan saling menghargai".

Di Amerika Serikat, Presiden Trump justru menegaskan kembali bahwa kesepakatan apapun yang tercapai dalam perundingan harus sesuai dengan keinginan AS. "China, terus terang saja, akan sangat senang untuk membuat sebuah kesepakatan, dan itu harus kesepakatan dalam kondisi yang tepat. Itu harus jadi sebuah kesepakatan, terus terang saja, sesuai syarat kami," ujar Trump dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio WGIR.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE