Menu

CPI China Tumbuh Solid, PPI Kian Melambung

Pandawa

Inflasi konsumen China meningkat karena kenaikan harga non-makanan. Sementara itu, indeks harga produsen terus menguat karena semakin mahalnya harga komoditas global seperti batubara dan bijih besi.

Seputarforex - Pada hari Senin (09/Agustus), Biro Statistik Nasional China merilis data CPI yang naik 1.0 persen secara tahunan (Year-over-Year) di bulan Juli. Angka ini lebih tinggi ketimbang forecast kenaikan 0.8 persen, tetapi lebih rendah dari pertumbuhan periode sebelumnya yang mencapai 1.1 persen.

Inflasi konsumen bulan lalu didukung oleh kenaikan harga barang non-makanan yang meningkat dari 1.7 persen menjadi 2.1 persen. Akan tetapi, harga bahan makanan tercatat mengalami penurunan 3.7 persen, dipimpin oleh kemerosotan harga daging babi yang turun 43.5 persen.

Perlu diketahui, daging babi merupakan salah satu makanan pokok masyarakat China sehingga penurunan harganya dapat menghambat trend inflasi. Fakta ini tercermin dari inflasi konsumen inti (Core CPI) China yang tidak memasukkan kategori makanan dan energi. Data tersebut dilaporkan meningkat dari 0.9 persen menjadi 1.3 persen, cukup kontras jika dibandingkan dengan penurunan komoditas makanan di China selama beberapa bulan terakhir.

 

PPI China Terdukung Harga Komoditas

Secara terpisah, data Inflasi Produsen (PPI) menunjukkan kenaikan dari 8.8 persen menjadi 9.0 persen secara tahunan di bulan Juli. Angka ini lebih tinggi dari forecast kenaikan 8.8 persen. Secara garis besar, trend inflasi produsen China saat ini masih bertengger di level tertinggi multi-tahunan.

Produsen China saat ini tengah menghadapi kenaikan harga komoditas global yang melonjak signifikan dalam beberapa bulan terakhir; mahalnya komoditas seperti Batubara dan Bijih Besi secara langsung membebani biaya produksi, sehingga menekan margin keuntungan para produsen.

Merespon hal tersebut, pemerintah China sejauh ini telah berusaha menjinakkan kenaikan harga komoditas dengan cara meningkatkan inspeksi platform perdagangan dan meningkatkan produksi (batubara dan bijih besi) dari cadangan domestik.

Ekonomi China sebagian besar telah pulih dari dampak pandemi yang terjadi sejak tahun lalu. Namun, perekonomian berpotensi kehilangan momentum di tengah tekanan kenaikan harga komoditas dan kemacetan rantai pasokan global. Disamping itu, lonjakan kasus COVID-19 varian Delta baru-baru ini ikut membayangi prospek ekonomi China ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE