Menu

Data Ekonomi Asia Imbangi Kekhawatiran Pasar, Dolar Stabil

A Muttaqiena

Pasar terjebak dalam pergelutan antara optimisme vs kekhawatiran terhadap COVID-19 menjelang pemilu AS. Perdagangan Dolar AS mencerminkan situasi ini.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) terpantau stabil pada kisaran 93.00 dalam perdagangan hari ini (27/Oktober). Data ekonomi Asia yang relatif solid mendukung sentimen risk-on, tetapi kekhawatiran tentang penyebaran COVID-19 di Eropa dan ketidakpastian pemilu AS menopang permintaan terhadap aset-aset safe haven.

Data pemerintah menunjukkan bahwa laba industri China menanjak untuk bulan kelima beruntun pada September lalu, sementara perekonomian Korea Selatan kembali mencatat pertumbuhan positif. Situasi ini mendorong penguatan mata uang-mata uang dari kawasan Asia, termasuk yuan, won, dan rupiah.

Aussie, Kiwi, dan euro juga sempat unggul versus dolar AS pada sesi Asia berkat katalis yang sama. Sementara itu, dolar Kanada ikut menguat tipis seiring stabilisasi harga minyak dunia.

"Angka-angka perdagangan di Asia membaik. Kebanyakan negara sekarang melaporkan pertumbuhan ekspor year-on-year yang positif. Untuk saat ini, hal itu membantu mengimbangi kegelisahan tentang wabah COVID di Eropa," ungkap Khoon Goh, Kepala Riset Asia ANZ, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Mata uang-mata uang berorientasi ekspor yang unggul di Asia."

Christopher Wong, pakar strategi forex senior di Maybank Singapura menilai penanganan virus Corona di kawasan ini merupakan faktor positif. Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan China kompak mencatat pertumbuhan kurang dari seribu kasus per hari selama Oktober. Kontras dengan AS, Rusia, dan Prancis yang masing-masing terus mencatat rekor tertinggi baru hingga puluhan ribu kasus infeksi virus Corona baru per hari selama pekan ini.

Di sisi lain, pelaku pasar kini kian mewaspadai potensi gejolak terkait pemilu presiden AS minggu depan. Kemenangan petahana Presiden AS Donald Trump masih dianggap sebagai faktor pendorong penguatan dolar AS, sedangkan kemenangan Joe Biden diperkirakan akan memicu peluncuran stimulus fiskal tambahan berskala besar sekaligus melemahkan Greenback.

"Orang-orang was-was menempatkan posisi (trading) baru, dikarenakan risiko peristiwa (pilpres AS) ini," kata Mayank Mishra dari Standard Chartered Bank Singapura, "Pergerakan harga selama sepekan ke depan akan tetap choppy."

"Pandangan kami adalah dinamika bearish dolar jangka menengah masih berlaku, tak peduli siapa yang akan masuk Gedung Putih. Jangka pendek mungkin terpengaruh oleh hasil (pilpres AS), dan kami meyakini kemenangan Biden akan mengakselerasi penurunan dolar."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE