Menu

Data Ekonomi Inggris Ambruk, Kurs Pound Sterling Anjlok 1 Persen

A Muttaqiena

Sejumlah data ekonomi Inggris hari ini kompak mengecewakan pelaku pasar, termasuk laporan penjualan ritel, indeks keyakinan konsumen, serta hasil survei PMI terbaru.

Seputarforex - Kurs pound sterling mengalami kemerosotan tajam terhadap semua mata uang mayor lain pada sesi Eropa hari Jumat ini (22/April). GBP/USD anjlok lebih dari 1 persen ke kisaran terendah baru sejak November 2020 pada level 1.2862. GBP/JPY juga terperosok lebih dari 1 persen, sementara EUR/GBP melonjak ke level tertinggi sejak awal bulan.

Grafik GBP/USD Daily via TradingView

Kabar buruk pertama bagi Sterling hadir dalam bentuk data penjualan ritel bulan Maret 2022 yang meleset jauh dari perkiraan konsensus. Penjualan ritel Inggris merosot 1.4 persen (Month-over-Month), padahal konsensus hanya memperkirakan penurunan sebesar 0.5 persen. Data penjualan ritel bulan Februari juga direvisi turun dari minus 0.3 persen menjadi minus 0.5 persen.

Beberapa data ekonomi Inggris lain semakin memperkuat kekhawatiran pasar. Data keyakinan konsumen Inggris tumbang ke rekor terendah sejak Krisis Keuangan 2008, sehingga menunjukkan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sementara itu, laporan preliminer hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) mengungkap terjadinya penurunan yang cukup drastis pada sektor manufaktur dan jasa.

"Risiko penurunan pound meningkat dengan sejumlah perkembangan negatif spesifik yang memberikan alasan bagi sentimen GBP untuk memburuk selama beberapa hari dan minggu mendatang," kata Derek Halpenny, Kepala Riset Pasar Global di MUFG.

Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global yang mengelola hasil survei PMI, berkomentar, "Data survei mengisyaratkan pasar mendingin dalam laju pertumbuhan ekonomi Inggris selama April, disebabkan oleh permintaan yang melambat secara tiba-tiba."

Banyak analis sebenarnya sudah memperkirakan terjadinya perlambatan ekonomi di Inggris tahun ini lantaran faktor-faktor seperti imbas perang Rusia-Ukraina dan penurunan daya beli masyarakat . Namun, situasi tampaknya memburuk jauh lebih cepat daripada perkiraan publik. Hal ini kemungkinan bakal mendesak bank sentral Inggris (BoE) agar mempertimbangkan ulang rencana kenaikan suku bunga lanjutan, termasuk potensi "rate hike" sebanyak 50 basis poin pada rapat MPC BoE bulan Mei mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE