Menu

Data Inflasi AS Bantu Dolar Taklukkan Yen Jepang

A Muttaqiena

Data inflasi AS terbaru menegaskan betapa kebijakan The Fed ke depan bakal jauh lebih hawkish daripada bank sentral Jepang (BoJ), sehingga mendorong reli USD/JPY.

Seputarforex - Dolar AS meroket sekitar 0.5 persen ke kisaran 116.70-an versus yen Jepang dalam perdagangan hari ini (11/Maret), sekaligus mencetak rekor tertingginya sejak Januari 2017. Greenback terdongkrak oleh publikasi data inflasi AS terbaru yang menegaskan betapa kebijakan The Fed ke depan bakal jauh lebih hawkish daripada bank sentral Jepang (BoJ).

Grafik USD/JPY Daily via TradingView

Laporan indeks harga konsumen AS kemarin menunjukkan pertumbuhan 7.9 persen (Year-on-Year) untuk periode Februari 2022. Angka ini merepresentasikan peningkatan inflasi tahunan paling pesat dalam 40 tahun terakhir, padahal belum mencakup seluruh efek dari pecahnya perang Rusia-Ukraina.

Sebagaimana diketahui, perang Rusia-Ukraina telah mengakibatkan kenaikan harga beragam komoditas vital. Sedangkan instruksi Presiden AS Joe Biden baru-baru ini untuk memblokir pengiriman barang asal Rusia berpotensi semakin meningkatkan harga-harga energi, agrikultur, dan serangkaian komoditas lain bagi konsumen yang berkedudukan di negeri Paman Sam.

Bagi bank sentral, ekspektasi inflasi yang semakin tinggi meningkatkan urgensi pengetatan kebijakan moneter. Prospek kenaikan suku bunga The Fed pun semakin meyakinkan. Di sisi lain, laju inflasi Jepang masih jauh dari target dan tak mampu mendesak BoJ untuk mengubah sikap dovish-nya.

"Dolar-yen tampaknya menjadi permainan yield (ekspektasi suku bunga -red). Sepertinya kontras antara BoJ yang bertahan dan The Fed yang bersiap menaikkan suku bunga itu sangat menggoda (bagi trader)," kata Sean Callow, pakar strategi senior dari Westpac, sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Sementara kurs USD/JPY melambung ke rekor tertinggi lima tahun, indeks dolar AS (DXY) kini cenderung berkonsolidasi pada kisaran 98.50-an lantaran stabilisasi kurs EUR/USD. Pelaku pasar agaknya tengah membandingkan kekuatan imbas dari sikap ECB yang lebih hawkish dengan risiko perang Rusia-Ukraina bagi benua Eropa. Dialog antara Menlu Rusia dan Menlu Ukraina kemarin di Turki gagal mencapai kesepakatan terkait gencatan senjata, padahal pertempuran sudah memasuki pekan ketiga.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE