Menu

Dolar AS Naik Secara Meyakinkan Jelang Pilpres AS

Pandawa

Dolar AS naik dan mencapai level tertinggi satu bulan, ditopang aksi risk-off yang mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar di tengah ketidakpastian Pilpres AS.

Seputarforex - Dolar AS mempertahankan penguatan pada perdagangan Asia awal pekan (02/November), di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap hasil pemilihan Presiden AS pada hari Selasa besok. Pada saat berita diturunkan, Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan USD terhadap mata uang mayor berada di kisaran 94.17, menguat 0.15 persen dari harga Open harian, dan memperpanjang reli bullish dari beberapa sesi perdagangan sebelumnya.

 

Pasar Khawatirkan Kisruh Pilpres AS

Investor berbondong-bondong beralih menuju safe haven Dolar AS karena isu Pemilihan Presiden membuat pasar gelisah. Biden boleh saja meraih suara terbanyak, tapi kemenangan kandidat Presiden sejatinya ditentukan oleh suara electoral di seluruh negara bagian. Sistem electoral collage inilah yang membuat ketidakpastian semakin meningkat.

Disamping itu, munculnya risiko tuntutan dari salah satu kandidat yang kalah turut membebani pergerakan aset berisiko di awal pekan. Investor tidak ingin berspekulasi lebih jauh sehingga memborong Dolar AS yang dipandang sebagai mata uang safe haven.

"Ketidakstabilan pasar keuangan dapat saja terus terjadi bahkan setelah Pemilu 3 November usai. Pasalnya, ada risiko tinggi kandidat yang mengalami kekalahan tidak mengakui hasil pemilu. Berkaca pada pemilu tahun 2000 silam yang memakan waktu sekitar 1 bulan untuk menyelesaikan perselisihan," kata seorang analis di Commonwealth Bank of Australia.

 

Corona Gelombang Dua Masih Menjadi Isu

Sementara itu, kasus Corona terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir di benua Eropa dan Amerika, merusak momentum pemulihan ekonomi global. Dalam laporan terbaru, kasus positif COVID-19 di Eropa telah menembus angka 10 juta pada akhir pekan lalu. Kondisi ini semakin memukul outlook perekonomian benua biru.

"Euro telah diterpa aksi jual skala besar sejak meningkatnya kasus baru COVID-19 yang memaksa beberapa negara seperti Jerman, Prancis, dan Inggris mulai memberlakukan lockdown. Disamping itu, kasus Corona di AS masih tinggi. Menurut kami, seiring berjalannya waktu, pelaku pasar akan terbiasa sehingga (hal ini) mungkin tidak banyak mempengaruhi pasar mata uang," ungkap Daisuke Uno, kepala strategi FX di Sumitomo Mitsui Bank.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE