Menu

Dolar AS Terkerek Inflasi Februari 2024

A Muttaqiena

Dolar AS mendaki berkat kejutan positif dalam rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat. Kabar negatif yang menerpa sejumlah rival utamanya juga menjadi katalis.

Seputarforex - Dolar AS menguat tipis dalam pasangan-pasangan mata uang mayor pada perdagangan hari Selasa (12/Maret), setelah sempat terpukul oleh data pengangguran AS pada pekan lalu . Kenaikan Indeks Dolar AS (DXY) sempat mencapai kisaran tertinggi tiga hari pada 103.10-an berkat kejutan positif dalam rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat, serta kabar negatif yang menerpa sejumlah rival utamanya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) bertumbuh 0.4% untuk kelompok barang inti pada Februari 2024, atau lebih tinggi dari estimasi konsensus yang sebesar 0.3%. Pertumbuhan inflasi inti tahunan melambat dari 3.9% menjadi 3.8%, tetapi juga lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 3.7%.

Pasar menanggapinya dengan mengurangi spekulasi atas suku bunga The Fed. Namun, mayoritas tetap meyakini The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada Juni. Data LSEG menunjukkan penurunan peluang dari sekitar 71% menjadi 67% untuk skenario pemangkasan suku bunga The Fed mulai Juni.

"Situasi inflasi (AS) kemungkinan akan berlarut-larut selama beberapa bulan ke depan, sehingga mungkin akan menunda pemangkasan suku bunga pertama The Fed sedikit lebih lama dari perkiraan," kata Russell Price, kepala ekonom di Ameriprise Financial Services, sebagaimana dikutip dari Reuters, "Saya memperkirakan pemangkasan suku bunga (The Fed) pertama pada bulan Juni adalah yang paling mungkin terjadi dan saya masih berpikir itu mungkin yang paling mungkin terjadi."

USD/JPY melonjak sekitar 0.7% dalam perdagangan hari ini. Bukan hanya lantaran rilis data inflasi AS, melainkan juga pernyataan beberapa petinggi Jepang yang bernada lebih dovish. Gubernur BoJ Kazuo Ueda memaparkan penilaian atas kondisi ekonomi yang sedikit lebih suram daripada bulan Januari, sementara Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan Jepang belum mengalahkan deflasi.

GBP/USD melorot sekitar 0.5% pada sesi Eropa, sebelum merangkak naik kembali pada sesi New York. Sterling terjegal oleh data tenaga kerja Inggris terbaru, khususnya pertumbuhan upah yang lesu dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari ekspektasi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE