Menu

Dolar Capai Tertinggi 2 Tahun, Euro Terpukul Sanksi Rusia

A Muttaqiena

EUR/USD semakin mendekati rekor terendah satu bulan lantaran kekhawatiran pasar terhadap imbas perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melanjutkan reli yang telah berlangsung sejak rilis data NFP pekan lalu hingga mencapai rekor tertinggi dalam nyaris dua tahun terakhir. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa hari Rabu ini (6/April), DXY masih mentereng pada kisaran 99.60-an. Sementara itu, EUR/USD semakin mendekati rekor terendah satu bulannya lantaran kekhawatiran pasar terhadap imbas dari perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut.

Grafik DXY Daily via TradingView

 

Komentar Hawkish dari Tokoh Dovish

Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan bahwa ia memperkirakan kombinasi kenaikan suku bunga dan perampingan neraca yang cepat akan memandu kebijakan moneter AS ke "posisi yang lebih netral" pada akhir tahun ini, dengan pengetatan moneter lebih lanjut akan dilaksanakan sesuai kebutuhan. Brainard terkenal sebagai salah satu tokoh paling dovish dalam The Fed, sehingga pernyataan hawkish-nya mampu memperkuat reli yield obligasi dan dolar AS.

Yield obligasi US Treasury 2Y saat ini berada pada level tertinggi sejak Januari 2019, yield 5Y mendaki ke tertinggi sejak Desember 2018, sedangkan yield 10Y naik ke rekor tertinggi sejak Maret 2019. Kurs dolar AS turut menguat, khususnya terhadap yen yang terbebani oleh kebijakan BoJ dan euro yang terombang-ambing dalam ketidakpastian perang.

"Komentar Brainard adalah penyebab terdekat dari kenaikan yield dan dolar yang lebih kuat yang kami dapatkan," kata Ray Attrill, kepala strategi global FX di National Bank of Australia, "Namun, ketika kita berbicara tentang dolar, sukar untuk memisahkannya dari nilai tukar euro-dolar, dikarenakan besarnya bobot (euro) dalam indeks (DXY), dan euro dirugikan oleh pembicaraan terbaru tentang perluasan sanksi (atas Rusia), yang menambah berita buruk bagi perekonomian Zona Euro."

 

Eropa Bakal Blokir Impor Gas Rusia?

Proposal Uni Eropa terbaru mengungkap rencana untuk memblokir pembelian batu bara Rusia serta melarang kedatangan kapal-kapal Rusia di pelabuhan-pelabuhan Uni Eropa, sebagai aksi balasan atas dugaan pembunuhan warga sipil di Bucha oleh pasukan Rusia. Rencana ini masih membutuhkan persetujuan dari ke-27 negara anggota UE untuk diterapkan, tetapi kabar proposalnya saja sudah memicu respons pasar. Inggris juga menghimbau agar negara-negara anggota G7 dan NATO menghentikan impor minyak dan gas dari Rusia secara bertahap.

Beragam sanksi baru ini dapat semakin memperburuk kondisi ekonomi Rusia, tetapi juga berpotensi menjadi bumerang bagi Uni Eropa yang tengah mengalami krisis energi. Negara-negara UE yang bergantung pada pasokan energi Rusia -khususnya Jerman dan Austria- terus berupaya membatasi lingkup sanksi atas Rusia pada sektor non-energi.

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan kepada CNBC pada hari Senin, "Kita harus memberikan lebih banyak tekanan pada Putin dan kita harus mengisolasi Rusia – kita harus memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Rusia, tetapi saat ini tidak mungkin (bagi Jerman) untuk memangkas pasokan gas (Rusia)."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE