Menu

Dolar Cetak Rekor Baru Akibat Kenaikan Inflasi dan Yield AS

A Muttaqiena

Kenaikan inflasi dan yield obligasi memberi energi ekstra bagi dolar AS. Greenback melumpuhkan yen Jepang dan mata uang mayor lain pada perdagangan awal pekan.

Seputarforex - Kurs USD/JPY menembus ambang 135.00 pada sesi Asia hari Senin (13/Juni), membukukan rekor tertinggi 20-tahun baru. Laju inflasi AS yang teramat tinggi telah mengatrol yield obligasi US Treasury. Di tengah kedigdayaan yield AS, pasar mengabaikan retorika pejabat Jepang yang mengisyaratkan kemungkinan intervensi mata uang untuk mencegah depresiasi yen lebih lanjut.

Grafik USD/JPY Daily via TradingView

 

Yen Babak Belur

Kurs yen sempat menguat sebelum rilis data inflasi AS pada hari Jumat lalu. Pasalnya, pemerintah Jepang dan bank sentral Jepang (BoJ) mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan dampak dari depresiasi yen yang sangat tajam belakangan ini.

BoJ biasanya ngotot mengklaim pelemahan yen lebih menguntungkan bagi perekonomian, sehingga pernyataan bersama itu cukup langka. Kendati demikian, analis menilai kekhawatiran mereka sekadar retorika. BoJ kemungkinan tetap tak akan menaikkan suku bunga maupun mengintervensi pasar forex.

"Kenaikan harga energi dan suku bunga mancanegara, dikombinasikan dengan pesan dovish BoJ yang berkelanjutan telah mendorong USD/JPY ke rekor tertinggi dua dekade," kata analis Barclays, sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Barclays memperkirakan USD/JPY akan beredar antara 131 dan 136 dalam pekan ini. Dengan menilik grafik historis USD/JPY, mereka juga memeringatkan, "Tidak ada batas yang jelas di atas (rekor tertinggi 2002) selain angka bulat 136, 137, dan 138."

 

Empat Bank Sentral Jadi Sorotan Lagi

Berkebalikan dengan Jepang, Amerika Serikat harus terus menaikkan suku bunga demi mengendalikan laju inflasi yang menggila. Data inflasi AS bulan Mei 2022 menunjukkan laju inflasi yang tetap tinggi, sehingga menjamin prospek kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 50 basis poin dalam 2-3 kali rapat FOMC ke depan.

Kebijakan suku bunga dari bank-bank sentral utama masih menjadi sorotan pasar selama sepekan ke depan. Federal Reserve akan menyampaikan keputusannya pada hari Rabu. Konsensus yakin suku bunga The Fed bakal dinaikkan dari 1.00% menjadi 1.50%.

Bank sentral Inggris (BoE) dan Swiss (SNB) juga berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada hari Kamis, tetapi probabilitasnya lebih kecil daripada The Fed. Sedangkan rapat BoJ pada hari Jumat kemungkinan mempertahankan kebijakan moneter longgar seperti rapat-rapat sebelumnya.

Yield US Treasury 10Y meningkat lagi sampai level 3.1700% lantaran berbagai prakiraan ini. Yield US Treasury 2Y bahkan menyentuh rekor tertinggi 14-tahun baru pada level 3.159%.

Kenaikan yield memberi energi ekstra bagi reli USD. Greenback bukan hanya melumpuhkan yen, melainkan juga mata uang mayor lain. EUR/USD terpuruk pada rentang terendah sejak Januari 2017 lagi, sementara GBP/USD berkubang pada level terendah sejak Mei 2020. Indeks Dolar AS (DXY) telah menanjak 0.35 persen sejak pembukaan awal pekan, sehingga kemungkinan akan menguji rekor tertinggi multi-tahun pada 105.00.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE