Menu

Dolar Kian Tangguh, Harga Minyak Melemah

Pandawa

Harga minyak menyentuh area terendah 3 minggu karena penguatan Dolar AS yang ditopang oleh prospek suku bunga tinggi. Selain itu, pasokan minyak Turki juga menjadi katalis.

Seputarforex - Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Eropa hari Selasa (03/Oktober). Minyak Brent melemah 0.31 persen pada kisaran $90.13 per barel, sementara minyak WTI bergerak pada kisaran $88.40 per barel atau melemah 0.2 persen secara harian.

"Harga minyak Brent turun menjadi sekitar $90 per barrel karena ditekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan menguatnya nilai tukar greenback yang mendominasi sentimen pasar selama beberapa hari terakhir," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Kurs Dolar melonjak hingga mencapai rekor tertinggi 10 bulan setelah pemerintah AS berhasil mencapai kesepakatan untuk menghindari shutdown. Dolar juga ditopang oleh rilis sejumlah data ekonomi AS yang semakin memperkuat prospek suku bunga The Fed.

Perlu diketahui, suku bunga tinggi berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi yang akan berimbas pada prospek permintaan minyak. Selain itu, kondisi suku bunga tinggi yang lebih lama berpotensi membuat penyimpanan persediaan minyak semakin mahal.

 

Pasokan Minyak AS Masih Ketat, Pasar Khawatirkan Irak

Data API (American Petroleum Institute) terbaru menunjukkan bahwa pasokan minyak dalam basis mingguan merosot sebesar 4.2 juta barel per 29 September. Sementara itu, laporan resmi dari pemerintah AS yang akan rilis besok diproyeksikan berkurang 500,000 barel.

Meski tingkat pasokan di AS masih menopang harga minyak, kondisi si Timur Tengah justru berisiko menjadi katalis bearish. Menteri Energi Turki belum lama ini mengatakan akan memulai kembali operasional pipa minyak dari Irak setelah ditangguhkan selama enam bulan. Kabar ini semakin membebani harga minyak karena potensi pemulihan pasokan dari Irak menuju Turki.

"Secara teori, berdasarkan ketentuan OPEC+, produksi (di luar Gulf Cooperation Council) akan tetap datar selama kuartal IV. Tetapi, faktor produksi minyak di Irak sejauh ini cenderung tidak pasti dan tingkat ekspor diperkirakan meningkat selama jalur pipa menuju Turki beroperasi sesuai rencana," kata analis BMI Research.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE