Menu

Dolar Rebound Terbatas, Euro dan Sterling Gagal Naik Kelas

A Muttaqiena

Laporan PMI versi S&P Global menampilkan kinerja ekonomi AS yang relatif lebih tangguh daripada Inggris dan Zona Euro.

Seputarforex - Serangkaian laporan Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari sektor manufaktur yang dirilis hari ini (22/Februari), menonjolkan keunggulan ekonomi AS dibandingkan negara maju lainnya. Indeks Dolar AS (DXY) lantas rebound terbatas dari level terendah tiga pekan sampai kisaran 104.05.

Laporan PMI versi HCOB tadi sore menunjukkan aktivitas bisnis jasa Zona Euro akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada bulan Februari 2024. Akan tetapi, skor PMI Manufaktur meleset dari 46.6 menjadi 46.1. PMI Komposit Zona Euro tetap berada di bawah ambang 50.0, menandakan kontraksi masih terus berlanjut.

Sterling sempat melesat seusai rilis data PMI Jasa Inggris versi S&P Global/CIPS yang lebih baik dari ekspektasi, tetapi skor-nya stagnan pada 54.3. Sementara itu, skor PMI Manufaktur Inggris tercatat 47.1, lebih rendah dari perkiraan 47.5.

Laporan PMI Amerika Serikat versi S&P Global menampilkan kinerja ekonomi yang relatif lebih tangguh. Skor PMI Manufaktur AS meningkat dari 50.7 menjadi 51.5, meskipun sebelumnya diperkirakan menurun sampai 50.5. Skor PMI Jasa AS selip dari 52.5 menjadi 51.3, tetapi angkanya masih berada pada area ekspansi di atas ambang 50.0.

Beberapa data ekonomi AS lain yang tak kalah ciamik juga dirilis pada sesi New York. Jumlah klaim pengangguran mingguan tercatat lebih sedikit daripada perkiraan. Data Existing Home Sales melesat dari -0.8% ke 3.1% pada Januari 2024.

Beberapa data tersebut memicu rebound dalam kurs dolar AS, tetapi kemungkinan kurang kuat untuk mendorong reli berkelanjutan. Hal ini terlihat dalam berbagai pasangan mata uang mayor.

GBP/USD terkekang pada kisaran 1.2640 saat berita ditulis, dan EUR/USD tertahan di atas 1.0800-an. Kenaikan USD/JPY juga cenderung moderat sampai 150.60-an saja, masih berada dalam rentang yang terbentuk sejak pekan lalu .

Noel Dixon, pakar strategi makro senior di State Street Global Markets, mengatakan kepada Reuters bahwa dolar berpotensi cuan berkat perbedaan dengan negara-negara lain karena perekonomian AS terlihat relatif lebih kuat. Namun, "jelas ada kelelahan" setelah penguatan dolar baru-baru ini. Dixon berpendapat, "Agar dolar bisa breakout, kita perlu melihat lebih banyak data."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE