Menu

Dolar Tegang Pantau Negosiasi AS-China Dan Tensi Timur Tengah

A Muttaqiena

Mayoritas bursa saham Asia tergelincir, tetapi Indeks Dolar AS cenderung flat. Perkembangan terbaru dalam sejumlah situasi geopolitik menjadi sorotan pasar.

Indeks Dolar AS bergerak nyaris flat sekitar level 98.48 sejak pembukaan hingga menjelang akhir sesi Asia hari ini (23/September). Di tengah minimnya jadwal rilis data ekonomi berdampak besar, mayoritas bursa saham Asia tergelincir, tetapi pasar mata uang masih relatif kalem. Pelaku pasar memantau perkembangan terbaru dalam diskusi pendahuluan antara AS dan China, serta memanasnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Pada akhir pekan, kantor Perwakilan Dagang AS merilis pernyataan singkat yang mendeskripsikan perundingan dua hari dengan China sebagai "produktif". Kementerian Perdagangan China juga menyebut perundingan yang sama sebagai "konstruktif". Kedua belah pihak menegaskan bahwa perundingan dagang tingkat tinggi akan berlangsung sesuai rencana pada bulan Oktober di Washington.

Investor menyambut baik pernyataan-pernyataan tersebut, serta berita bahwa Amerika Serikat telah menghapuskan tarif bagi 400 produk asal China berdasarkan permintaan dari perusahaan-perusahaan AS. Namun, mayoritas pelaku pasar tetap tak yakin kalau kesepakatan bakal dicapai dalam waktu dekat.

"Ada kekhawatiran nyata mengenai dampak terhadap perekonomian akibat sengketa perdagangan," kata Michael McCarthy dari CMC Markets, sebagaimana dikutip oleh Reuters, "Orang-orang kemungkinan berpendapat bahwa ini akan menjadi sebuah perundingan yang lama. Dan semakin lama waktunya, maka semakin besar dampaknya secara ekonomi."

Sementara itu, Timur Tengah kembali memanas. Presiden AS Donald Trump mengirimkan pasukan tambahan ke kawasan Teluk untuk memperkuat angkatan bersenjata sekutunya, Arab Saudi. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengklaim bahwa pasukan tambahan ditujukan untuk "pencegahan dan perlindungan", bukan untuk berperang dengan Iran. Meski demikian, investor menyangsikannya.

Harga minyak mentah tipe Brent dan WTI masing-masing meroket hingga lebih dari 0.6 persen dalam perdagangan pagi ini ke kisaran USD65.21 dan USD58.86 per barel. Mata uang-mata uang komoditas memanfaatkan peluang untuk menanjak tipis versus Greenback, meskipun AUD/USD dan NZD/USD belum mampu menghapus pelemahan tajam yang diderita pada hari Jumat lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE