Menu

Dolar Terombang-ambing Di Tengah Ancaman China Atas Taiwan

A Muttaqiena

Isu suku bunga The Fed dan risiko resesi global masih menjadi sorotan utama, sementara pelaku pasar memantau tensi geopolitik di Asia Timur.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) kemarin sempat beranjak dari level terendah sebulannya. Akan tetapi, posisinya mundur lagi pada kisaran 106.30-an pada perdagangan hari ini (3/Agustus). Isu suku bunga The Fed dan risiko resesi global masih menjadi sorotan utama, sementara pelaku pasar cenderung wait-and-see dalam memantau tensi geopolitik di Asia Timur.

Grafik DXY Daily via TradingView

Realisasi kunjungan ke Taiwan oleh Ketua House of Representatives AS, Nancy Pelosi, kemarin memicu amarah China. Ini merupakan kunjungan pertama pejabat paling senior AS di Taiwan sejak 1997. Pelosi juga menduduki posisi ketiga dalam urutan suksesi kepresidenan AS, sehingga kunjungannya memiliki implikasi politis yang sangat luas.

China telah menyampaikan protes keras kepada AS sejak pekan lalu, tetapi tak memperoleh tanggapan positif. Konsekuensinya, kunjungan Pelosi disambut dengan senjata. Jet tempur China melintasi selat Taiwan, sementara militer China bersiaga untuk melaksanakan "operasi militer tertarget" sebagai respons atas kunjungan Pelosi. Kantor berita Xinhua juga melaporkan rencana uji peluncuran rudal serta latihan militer lain di sekitar Taiwan dalam pekan ini.

Reaksi pasar sejauh ini masih minim, karena reaksi China masih selaras dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Namun, para trader dan investor terus memantau perkembangan situasi di Selat Taiwan.

"Pasar menjadi sedikit lebih santai, mungkin karena situasi AS-China," kata Sim Moh Siong, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Saya pikir pasar bersiap-siap mungkin untuk (mengantisipasi) hasil yang lebih buruk, mungkin tidak ada berita adalah (justru) kabar baik."

Sejumlah pejabat The Fed kemarin menegaskan komitmen untuk menaikkan suku bunga. Seolah membantah pesimisme pasar pasca-rapat FOMC pekan lalu, Mary Daly dan Charles Evans menyatakan bahwa mereka bersama rekan-rekan tetap teguh dan "sepenuhnya bersatu" untuk menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi.

Pernyataan keduanya berkontribusi mengatrol yield obligasi US Treasury ke kisaran 2.754%. Di sisi lain, posisi greenback pada mayoritas pasangan mata uang mayor hanya menunjukkan sedikit perubahan. Pelaku pasar mungkin membutuhkan referensi tambahan dari sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis selama beberapa hari ke depan guna menentukan langkah berikutnya, khususnya Non-farm Payroll.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE