Menu

Ekonom BoE: Bunga Inggris Naik Sampai 1 Persen Tahun Ini

A Muttaqiena

Huw Pill berpendapat kenaikan suku bunga Inggris tahun ini paling-paling sampai 1 persen saja, alih-alih 1.2 persen yang diperhitungkan oleh pelaku pasar sekarang.

Seputarforex - Selama beberapa bulan terakhir, para analis telah mengingatkan bahwa ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga bank sentral Inggris (BoE) mungkin terlalu berlebihan. Seorang pejabat BoE kemarin secara tidak langsung mengamini peringatan tersebut. Ia berpendapat kenaikan suku bunga Inggris tahun ini paling-paling sampai 1 persen saja, alih-alih 1.2 persen yang diperhitungkan oleh pelaku pasar sekarang.

 

Demi Membatasi Ekspektasi Pasar

Kepala Ekonom BoE, Huw Pill, mengakui tekanan inflasi Inggris saat ini sangat tinggi. Kontributor inflasi terbesar adalah lonjakan harga energi global. Selain itu, pertumbuhan gaji karyawan tergolong sangat pesat.

"Data terbaru mengonfirmasi bahwa pasar tenaga kerja Inggris ketat. Lebih ketat daripada ekspektasi kami saat Laporan Kebijakan Moneter sebelumnya dirilis pada November (2021). Dan kami memperkirakan (pasar tenaga kerja) akan semakin ketat dalam bulan-bulan mendatang," kata Huw Pill.

Para ekonom BoE memperkirakan pertumbuhan gaji untuk tahun 2022 akan mendekati 5 persen. Prakiraan pertumbuhan gaji karyawan lebih lanjut tersebut meningkatkan urgensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Namun, kenaikan suku bunga tidak boleh sampai berlebihan.

Pill mengungkapkan telah merekomendasikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat kebijakan BoE tanggal 3 Februari silam, dan bukannya 50 basis poin. Pasalnya, pertumbuhan gaji tadi sudah sesuai untuk mendukung laju inflasi jangka menengah sesuai target bank sentral.

Ia menyatakan, "Mengikuti implikasi (ekspektasi kenaikan suku bunga) yang diharapkan pasar sampai 1.2 persen pada akhir tahun ini akan membuat inflasi berada di bawah target. Saya serahkan kepada Anda untuk menyimpulkan ke mana MPC (BoE) memproyeksikan jalur (kenaikan) suku bunga bank."

Alumnus Universitas Oxford dan Stanford ini menilai kebijakan moneter yang lebih ketat dari itu mungkin diperlukan jika imbas dari pertumbuhan gaji dan tekanan inflasi lain lebih kuat daripada ekspektasi. Di sisi lain, kebijakan moneter yang cukup longgar mungkin akan dipertahankan jika harga energi jatuh.

Ia menegaskan kelak akan tetap berkomitmen mengambil keputusan yang berdasarkan pada data. Namun, sementara ini, penting untuk membatasi ekspektasi pasar.

"Membatasi (keputusan) kita sendiri pada (kenaikan suku bunga) 25 basis poin sekarang -meski dengan disertai peluang untuk menaikkannya lagi dalam bulan-bulan mendatang- adalah suatu investasi dalam membendung ekspektasi pasar atas 'aktivisme' agresif yang menurut saya layak dilakukan," pungkas Pill.

 

Sterling Tetap Kalem

Pound sterling tak bereaksi apa-apa menyusul komentar Pill. GBP/USD masih relatif datar pada kisaran 1.3530-an di sesi Asia (10/Februari), sementara EUR/GBP tertahan sejengkal di bawah 0.8450-an selama tiga hari beruntun.

Gubernur BoE Andrew Bailey memiliki jadwal tampil di depan publik hari ini dan mungkin memberikan petunjuk lain terkait suku bunga BoE ke depan. Sementara itu, pelaku pasar juga tengah menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat nanti malam . Data tersebut cukup krusial bagi ekspektasi suku bunga The Fed dan bank sentral lain yang berkeinginan untuk mengikuti jejaknya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE