Menu

Ekspektasi NFP Pesimistis, Dolar AS Tekor

A Muttaqiena

Data ADP Employment Change yang teramat buruk beberapa hari lalu mengisyaratkan rilis data Non-farm Payroll nanti malam kemungkinan meleset dari ekspektasi.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) berkubang pada rentang terendah dua pekan di bawah ambang 95.50 dalam perdagangan sesi Asia hari ini (4/Februari). Beberapa bank sentral utama mendongkrak kurs mata uang mereka dengan menyampaikan sikap kebijakan yang lebih hawkish. Di sisi lain, dolar AS tertekan lantaran ekspektasi pasar yang lebih pesimistis untuk rilis data Non-farm Payroll AS nanti malam.

Bank sentral Eropa (ECB) kemarin menyumbang kejutan terbesar pada awal tahun ini. Setelah setahun penuh "ngotot" tak mau mewacanakan "rate hike", Presiden ECB Christine Lagarde akhirnya mengakui bahwa laju inflasi yang lebih tinggi dapat mendesak mereka untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. EUR/USD pun langsung meloncat lebih dari 1 persen dalam waktu singkat.

Pound sterling turut berkontribusi pada kemerosotan DXY. Pengumuman kenaikan suku bunga BoE kemarin sudah diperkirakan oleh pelaku pasar sehingga GBP/USD hanya menguat terbatas, tetapi tren hawkish yang semakin marak di kalangan bank-bank non-AS telah menekan greenback.

"Kami telah memberitahu klien bahwa Anda perlu bersiap-siap untuk volatilitas yang lebih tinggi di pasar forex dan di pasar secara umum ketika bank-bank sentral mayor memasuki siklus kebijakan baru, dan itulah yang kita saksikan secara dramatis dalam dolar selama beberapa pekan terakhir," kata Rodrigo Catrill, pakar strategi FX senior di National Bank of Australia, "Pasar mulai bertanya-tanya bukan hanya tentang kapan (bank-bank sentral) akan mulai menaikkan suku bunga, tetapi lebih penting lagi, seberapa cepat dan seberapa banyak mereka akan menaikkannya. Ini bukan hanya cerita The Fed sekarang, melainkan juga Bank of England, ECB, dan bahkan RBA."

Sementara itu, pasar mengantisipasi kemungkinan akan melesetnya rilis data Non-farm Payroll (NFP) nanti malam. Estimasi konsensus sementara menduga NFP hanya akan mencatat kenaikan sebanyak 150k pada periode Januari 2022, alias lebih sedikit dibandingkan kenaikan sebanyak 199k pada Desember 2021. Namun, rilis data ADP Employment Change yang teramat buruk beberapa hari lalu mengisyaratkan kemungkinan kemunduran NFP yang lebih parah daripada estimasi tersebut.

Rilis data NFP Januari 2022 yang mengecewakan mungkin tidak akan mengusik ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Maret mendatang, karena bank sentral saat ini lebih memprioritaskan masalah lonjakan inflasi daripada situasi pasar tenaga kerja. Namun, data yang mengecewakan dapat mengikis keyakinan pasar pada prospek bullish USD tahun ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE