Menu

Euro Loyo Gegara ECB, Dolar Tunggu Data Inflasi AS

A Muttaqiena

Pelaku pasar cenderung wait-and-see menantikan publikasi data inflasi AS nanti malam serta rapat The Fed pada pekan depan.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) bergerak sideways di atas ambang 103.00 dalam perdagangan sesi Asia hari Jumat (10/Juni). Pelaku pasar cenderung wait-and-see menantikan publikasi data inflasi AS nanti malam, serta rapat The Fed pada pekan depan. Sementara itu, EUR/USD masih kesulitan beranjak dari kisaran terendah dua pekan yang tersentuh kemarin.

Grafik EUR/USD Daily via TradingView

 

ECB Mengecewakan Pasar

Bank sentral Eropa (ECB) kemarin mengakhiri program pembelian aset jangka panjangnya secara resmi. Hasil rapat kebijakan ECB juga mengekspresikan kesiapan untuk menaikkan suku bunga pada bulan Juli mendatang. Namun, "rate hike" pertama di Zona Euro sejak tahun 2011 itu kemungkinan hanya sebesar 25 basis poin.

Konfirmasi ECB mengecewakan bagi sejumlah pelaku pasar yang telanjur mengharapkan kenaikan awal sebanyak 50 basis poin sekaligus. Selain itu, ECB juga memberikan sinyal mixed terkait kenaikan suku bunga lanjutan pada September dan bulan-bulan berikutnya.

"Setelah September, berdasarkan penialannya saat ini, Dewan Gubernur mengantisipasi jalur bertahap dan berkelanjutan bagi kenaikan suku bunga lanjutan akan sesuai," ungkap ECB, "Selaras dengan komitmen Dewan Gubernur terhadap target (inflasi) jangka menengan 2%, laju yang akan diambil Dewan Gubernur (dalam) menyesuaikan kebijakan moneter akan tergantung pada data-data yang akan datang dan bagaimana penilaian atas perkembangan inflasi dalam jangka menengah."

Pernyataan tersebut mengisyaratkan potensi "rate hike" lebih dari 25 basis poin pada bulan September jika inflasi sangat tinggi, sekaligus kemungkinan untuk kenaikan suku bunga lebih kecil jika laju inflasi telah termoderasi. Di samping itu, ada pula masalah fragmentasi.

Fragmentasi yang dimaksud adalah selisih antara bunga pinjaman di negara-negara Eropa yang berbeda-beda. ECB mengatakan bahwa fragmentasi menghambat eksekusi kebijakan moneternya, tetapi tidak memaparkan rencana apa pun untuk mengatasinya.

"Kita tahu QE berakhir, tetapi mereka sendiri mulai mewacanakan ide rencana kontijensi khusus untuk melawan risiko fragmentasi tanpa memberikan rincian apa pun," kata Huw Roberst, kepala analitik Quant Insights, "Karena mereka mulai berbicara tentang rencana kontijensi, pasar mengharapkan sedikit lebih banyak warna, sedikit lebih banyak detail tentang apa yang akan mereka lakukan. Kurangnya detail ini mengecewakan."

 

Apakah Inflasi AS Sudah Melewati Puncak Tertingginya?

Data ekonomi AS menjadi fokus perhatian pasar berikutnya. Laporan ketenagakerjaan AS kemarin menunjukkan jumlah klaim pengangguran meningkat 229k untuk pekan yang berakhir pada 4 Juni 2022. Ini merupakan jumlah terbanyak sejak pertengahan Januari, sekaligus lebih besar dari estimasi konsensus yang hanya 210k.

Data klaim pengangguran itu kurang memperoleh perhatian pasar, karena kemungkinan takkan memengaruhi keputusan Federal Reserve AS pekan depan. Sebaliknya, data inflasi AS bulan Mei 2022 yang akan dirilis nanti malam justru lebih krusial.

Pelaku pasar memperkirakan puncak tertinggi laju inflasi AS telah tercapai pada tingkat 8.5% dalam laporan bulan Maret lalu. Laporan untuk April menunjukkan perlambatan ke 8.3%, sedangkan laporan untuk Mei diharapkan stagnan pada tingkat tersebut.

Data aktual Mei yang sesuai ekspektasi kemungkinan takkan memengaruhi perkiraan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 50 basis poin pada pekan depan. Namun, data aktual yang lebih tinggi atau lebih rendah secara signifikan dapat menggoyahkan proyeksi kebijakan The Fed pada bulan-bulan mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE