Menu

EUR/USD Terperosok Ke Bawah 1.04 Akibat Sanksi Rusia

A Muttaqiena

EUR/USD menstabilkan posisi pada kisaran 1.0396 saat berita ini ditulis, tetapi tadi malam sempat menyentuh rekor terendah sejak Januari 2017.

Seputarforex - Euro anjlok drastis dalam perdagangan sesi New York, setelah Moskow mengumumkan sanksi baru yang mengancam pasokan gas Eropa. EUR/USD menstabilkan posisi pada kisaran 1.0396 saat berita ini ditulis pada sesi Asia (13/Mei), tetapi sempat menyentuh rekor terendah sejak Januari 2017 pada level 1.0353. Euro tadi malam juga babak belur terhadap pound sterling, yen Jepang, serta mata uang-mata uang utama lainnya.

Grafik EUR/USD Daily via TradingView

Pemerintah Rusia memasukkan 31 perusahaan dalam daftar hitam berisi pihak-pihak yang dilarang melaksanakan transaksi dan memasuki pelabuhan Rusia. Sanksi tersebut mencakup pula pemangkasan pasokan untuk operator jalur pipa gas di sejumlah negara yang telah menjatuhkan sanksi atas Rusia, termasuk EuRoPol GAZ SA (Polandia) dan Gazprom Germania (Jerman). Sementara itu, operator jalur pipa gas Ukraina melaporkan bahwa pasukan pendudukan Rusia menyedot arus gas Rusia ke Eropa yang melewati titik transit Sokhranivka.

Rangkaian peristiwa tersebut menggambarkan kesiapan Rusia untuk memperluas perseteruan dan memperparah krisis energi di kawasan Euro. Harga acuan gas Eropa pun langsung meroket lebih dari 20%, sedangkan bursa saham Jerman anjlok lebih dari 2%.

Pelaku pasar masih menelaah sejauh mana implikasi situasi ini ke depan terhadap aset-aset Eropa. Masalahnya, krisis energi yang semakin parah dapat menjorokkan Eropa ke dalam jurang resesi.

Kit Juckes, pakar strategi forex di Société Générale, mengatakan, "Intinya adalah bahwa kita tidak dapat secara akurat menilai risiko gangguan pasokan gas Eropa, tetapi jika itu terjadi, risiko EUR/USD menjebol paritas akan sangat besar, dan itu secara alamiah menghalangi pembukaan posisi jangka panjang dalam euro."

EUR/USD sempat berupaya mempertahankan area support di sekitar 1.05 pada awal pekan, dengan berbekal sejumlah pernyataan hawkish dari para pejabat bank sentral Eropa (ECB). Namun, potensi kenaikan suku bunga ECB pada bulan Juli mendatang agaknya tak memadai untuk membendung aksi jual euro. Hingga memasuki paruh terakhir sesi Asia hari ini, EUR/USD belum mampu kembali ke atas ambang 1.04.

Mata uang-mata uang safe haven dolar AS dan yen Jepang menjadi destinasi utama bagi pelarian modal para investor Euro di tengah situasi ini. EUR/JPY bahkan sempat terjun lebih dari 2.5 persen sampai rekor terendah dua bulan pada level 132.66. EUR/GBP juga anjlok sekitar 1 persen ke kisaran 0.8500-an. Inggris lolos dari imbas langsung aksi Rusia terbaru ini, karena baru saja menerima kiriman LNG dalam jumlah melimpah dari AS dan Timur Tengah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE