Menu

GBP/USD Gagal Reli Pasca Rilis Inflasi Inggris

A Muttaqiena

Data inflasi Inggris mencapai rekor tertinggi 40 tahun, tetapi tak mampu mendorong reli GBP/USD pada awal sesi Eropa hari ini.

Seputarforex - Pound sterling menguat sampai level tertinggi harian pada 1.2037 terhadap dolar AS, tetapi kemudian surut kembali ke kisaran 1.2020-an seusai rilis data inflasi Inggris hari ini (20/Juli). Data tersebut mendukung prospek kenaikan suku bunga bank sentral Inggris (BoE) sebesar 25 atau 50 basis poin pada bulan Agustus, tetapi menunjukkan indikasi penurunan tekanan inflasi untuk bulan-bulan mendatang.

Grafik GBP/USD Daily via TradingView

Gubernur BoE Andrew Bailey kemarin mengungkapkan bahwa "kenaikan (suku bunga) sebesar 50 basis poin termasuk salah satu pilihan yang dipertimbangkan" dalam rapat kebijakan berikutnya. Kendati demikian, ia menilai beberapa variabel penggerak inflasi eksternal -seperti harga BBM dan komoditas- sudah mulai melambat.

Data inflasi Inggris terbaru mendukung pernyataan Bailey.

UK Office for National Statistics melaporkan bahwa harga-harga tumbuh dengan laju 9.4 persen (Year-on-Year) pada bulan Juni 2022. Angka tersebut merupakan rekor paling tinggi dalam 40 tahun, sekaligus mengungguli peningkatan 9.3 persen yang diperkirakan oleh konsensus.

Harga BBM dan pangan memberikan kontribusi kenaikan terbesar dalam data inflasi Juni. Kelompok makanan dan minuman non-alkohol bahkan meningkat dengan laju paling pesat sejak Maret 2009. Akan tetapi, harga-harga pada sejumlah kelompok barang lain justru menurun. Penurunan harga terjadi pada kategori pakaian dan alas kaki, mobil bekas, perangkat audio-visual, dan masih banyak lagi.

Keganjilan tersebut tidak menyurutkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga BoE pada bulan Agustus mendatang. Di saat yang sama, lesunya pergerakan pound sterling seusai publikasi data inflasi Inggris menandakan adanya kesangsian atas proyeksi suku bunga BoE dalam kurun waktu lebih lama.

Samuel Tombs, Kepala Ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics, menyatakan bahwa laju inflasi tampaknya siap meningkat sampai nyaris 12 persen pada Oktober. Tetapi inflasi selanjutnya kemungkinan akan menurun hingga mencapai sekitar 5 persen pada akhir tahun, karena harga berbagai komoditas telah menurun tajam dalam beberapa pekan terakhir. Ia berpendapat BoE akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga setelah dua kali "rate hike" lagi pada Agustus dan September.

Di luar isu inflasi dan suku bunga, pasar juga memantau janji-janji kandidat dalam pemilihan pimpinan partai Konservatif Inggris yang notabene bakal menjabat pula sebagai Perdana Menteri untuk menggantikan Boris Johnson . Saat ini tinggal tiga kandidat tersisa dari putaran pemilihan sebelumnya, yakni eks-Menteri Keuangan Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Liz Truss, serta Menteri Perdagangan Internasional Penny Mordaunt. Truss dan Mordaunt kompak mengajukan rencana pemangkasan pajak, sedangkan Sunak terkesan enggan mendukung kebijakan itu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE