Menu

Harga Minyak Anjlok Ke Level Terendah 7 Bulan

Pandawa

Karena meningkatnya tensi dagang AS-China dan naiknya persediaan, harga minyak melemah hingga ke level terendah 7 bulan terakhir.

Harga minyak melemah sekitar 4.5 persen pada sesi perdagangan Rabu (07/Agustus). Harga minyak Brent menyentuh level terendah 7 bulan di kisaran $55.77 per barel, sementara WTI (West Texas Intermediate) merosot ke $50.48 per barel.

Pada saat berita ini ditulis, minyak Brent sudah menjauhi level terendahnya dan diperdagangkan pada kisaran $57.85 per barel. Harga minyak WTI pun terkoreksi dan berada di level $52.53 per barel. Perlu diketahui, Brent sudah melemah 14 persen terhitung sejak pekan lalu, karena dipicu oleh pernyataan Trump yang akan menaikkan tarif baru pada barang-barang China.

Kekhawatiran Perang Dagang Masih Berlanjut

Meski harga minyak sedikit pulih pada perdagangan pagi ini, tapi sejatinya, trend pelemahan masih kuat mendominasi di tengah kekhawatiran pasar terhadap perang dagang yang semakin memanas. Masalah ini berpotensi semakin melemahkan pertumbuhan ekonomi global apabila rencana Trump untuk menaikkan tarif 10 persen terhadap barang-barang China senilai $300 miliar benar-benar direalisasikan pada 1 September mendatang.

Pandangan analis terhadap prospek harga minyak saat ini pun cenderung mengarah ke Downtrend. "Pasar (minyak) terus diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran terhadap sengketa dagang AS-China yang berpotensi semakin memperburuk outlook perekonomian global. Sebenarnya, pelaku pasar tidak peduli dengan apapun selain berfokus tentang bagaimana permintaan minyak akan menggerakkan harga di sisa tahun ini," kata Gene McGillian, Wakil Presiden Riset Pasar Tradition Energy.

 

Pasokan Minyak Masih Di Atas Rata-Rata

Disamping isu perang dagang, harga minyak juga tertekan oleh laporan Badan Energi AS (EIA) yang menyatakan bahwa persedian minyak mentah Negeri Paman Sam bertambah 2.4 juta barel di sepanjang pekan lalu, lebih rendah dari forecast kenaikan 2.8 juta barel. Kendati stok minyak mentah AS mengalami penurunan selama tujuh pekan berturut-turut, tetapi jumlahnya masih sekitar 2 persen lebih tinggi dari rerata stok 5 tahun terakhir.

"Statistik (EIA) cukup mengecewakan pasar karena pada dasarnya, persediaan minyak masih tergolong tinggi. Dengan pabrik penyulingan yang telah meningkatkan kapasitas mereka, maka persediaan saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan hingga beberapa bulan mendatang," kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE