Menu

Harga Minyak Bertahan Dekat Level Tertinggi 3 Bulan

Pandawa

Harga minyak mentah berada di jalur penguatan tiga minggu secara berturut-turut karena prospek cerah di tahun 2020 pasca tercapainya kesepakatan dagang AS-China.

Harga minyak dunia pada perdagangan hari Jumat (20/Desember) pagi stabil di dekat kisaran tertinggi sejak pertengahan September. Pada saat berita ini ditulis, harga minyak Brent berada di level $66.99 per barel, sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $61.16 per barel, masih bertahan dekat harga tertinggi 3 bulan. Baik minyak Brent maupun WTI sama-sama bergerak dalam rentang sangat terbatas pada sesi Asia pagi ini, mengingat sepinya pasar yang menyambut liburan Natal dan Tahun Baru.

 

Ditopang Kesepakatan Dagang Dan

Bila mengacu pada pergerakan mingguan, maka harga minyak pada akhir pekan ini sejatinya berada di jalur penguatan 3 minggu berturut-turut. Reli harga emas hitam yang cukup impresif dalam beberapa waktu terakhir dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tensi perang dagang AS-China yang mereda setelah kedua negara mencapai kesepakatan fase satu.

Penghapusan tarif impor oleh AS terhadap barang-barang China berarti meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi tahun 2020 mendatang. Hal inilah yang mendasari reli bullish harga minyak, mengingat AS dan China merupakan konsumen utama minyak dunia. Apabila perekonomian kedua negara ini kembali bergairah, maka permintaan terhadap minyak ikut terkerek naik.

Pada hari Kamis (19/Desember) kemarin, China mengumumkan pembebasan tarif impor untuk enam produk minyak dan kimia asal negeri Paman Sam. Langkah Beijing ini diyakini menjadi simbol itikad baik dalam upaya penyelesaian sengketa dagang dengan AS.

"Kondisi dunia saat ini, dengan tensi perdagangan yang semakin mencair, menjadi pengerak utama optimisme pasar dalam melihat prospek tahun 2020," kata ekonom ANZ dalam sebuah catatan.

Faktor lain yang hingga kini terus menyokong harga minyak adalah rencana Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitra (OPEC+) yang sepakat memperpanjang upaya pemangkasan produksi pada 1 Januari mendatang. Mereka berencana memotong output 500 ribu bph (barel per hari), menyusul kebijakan Arab Saudi dkk yang menurunkan produksi hingga 1.2 juta bph sepanjang 2019.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE