Menu

Harga Minyak Berupaya Bangkit Dari Level Terendah Sepekan

Pandawa

Harga minyak mulai terkendali setelah OPEC+ dikabarkan tidak akan meningkatkan produksi secepat rencana semula dalam waktu dekat.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia bergerak stabil pada perdagangan Asia hari Selasa (17/Agustus), didukung oleh optimisme pasar yang meyakini jika produsen utama tidak akan meningkatkan pasokan minyak dalam waktu dekat. Harga minyak Brent saat ini berada di kisaran $69.48 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan di kisaran $67.32 per barel.

Sebelumnya, minyak Brent sempat menyentuh $68.15 per barel yang merupakan kisaran terendah dalam sepekan terakhir. Kondisi serupa juga dialami minyak WTI yang sebelum ini merosot hingga $65.75 per barel.

"Minyak WTI memiliki support kuat di level $65 dan investor cenderung mencari harga murah setiap kali minyak merosot mendekati support seperti yang terlihat pada perdagangan hari Senin dan sepanjang pekan lalu," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

 

OPEC+ Diperkirakan Ubah Rencana

Secara fundamental, pemulihan emas hitam terjadi setelah empat sumber terpercaya mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC+ menilai jika kondisi pasar saat ini tidak membutuhkan pasokan minyak sebanyak yang mereka ekspektasikan sebelumnya.

Kabar ini menegaskan pandangan bahwa peningkatan pasokan minyak dalam waktu dekat tidak akan terjadi. AS sebelumnya telah dikabarkan mendesak OPEC+ untuk menggenjot output minyak, tetapi kemudian mengklarifikasi jika permintaan tersebut adalah untuk strategi jangka panjang.

Mengenai minyak AS sendiri, Toshitaka Tazawa meyakini jika pasar akan mengabaikan kenaikan produksi minyak AS yang diperkirakan meningkat menjadi 8.1 juta barel per hari (bph) pada bulan September mendatang; tertinggi sejak Mei 2020.

 

Pasar Masih Awasi Dampak Varian Delta

"Apabila mengacu pada kondisi saat ini, kenaikan harga minyak kemungkinan akan terbatas karena lonjakan kasus Corona Delta di seluruh dunia yang memicu kekhawatiran terhadap prospek permintaan pasar," ungkap Tazawa.

Kekhawatiran investor minyak terhadap prospek permintaan ke depan cukup beralasan. Pasalnya, data fundamental China bulan Juli mengkonfirmasi bahwa aktivitas ekonomi di negeri tersebut sedang melambat dan gagal memenuhi ekspektasi. Padahal, China merupakan salah satu konsumen energi terbesar dunia. Perlambatan ekonomi China tentu saja berdampak tinggi terhadap prospek permintaan minyak dunia.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE